Dalam hati, aku merutuki mulutnya yang berdusta. Ia bicara pada mamah ku seolah olah dia adalah mertua paling baik se jagad raya.Ia mengatakan pada mamah bahwa semuanya baik baik saja, dan aku sangat betah tinggal disini. Padahal, pada kenyataannya... Aku benar-benar ingin kabur dari sini.Dasar mertua menyebalkan!!!"Oh iya, bu besan... Nanti menginap atau pulang nih? " Tanya ibu mertua.Mamah langsung menoleh ke arah ku, dan aku memberikan isyarat lewat mata ku, mamah harus menginap!!." Nggak tahu ya bu, nanti nanya sama papah nya Aleeza dulu. Saya kan hanya manut " Jawab mamah ku." Nanti kalau meginap, bagaimana kalau kita jalan jalan bareng nanti malam, sambil menikmati kuliner daerah sini yang pastinya berbeda dengan di tempat bu besan " Ucap Ibu mertua ku semangat." Iya deh bu... Tapi nggak janji ya.... " Jawab mamah.Papa lagi asik ngobrol berdua bersama abah, sedangkan mamah ku dengan ibu mertua. Sementara aku dan mas reyhan, hanya sesekali menanggapi obrolan mereka." Oh
Soal harga, disini benar-benar ekonomis. Paket nasi seafood lengkap yang bahkan kenyang di makan tujuh orang, hanya di patok harga dua ratusan ribu. Amazing kan!!.Aku jadi berkhayal....Kelak, aku akan mengajak putera puteri ku dan mas reyhan untuk menginap di villa itu, lalu kita sarapan bersama di lesehan villa sambil bercanda dan menikmati suguhan panorama alam yang indah. Seru bukan??Ah, semoga saja khalayan itu suatu saat nanti bisa menjadi kenyataan.Satu jam kemudian, semua makanan yang terhidang di meja itu sudah habis tak bersisa, bahkan walau setetes sambal. Bukan apa, karena kami semua benar-benar menikmati rasa yang di suguhkan nya. Sangat amazing!." Habis ini mau pulang, atau kemana lagi? " Tanya abah." Pulang saja pak, biar saya yang gantikan nyopir" Jawab papa.Sebelum pulang, kami semua menyempatkan diri untuk sekedar jalan jalan di sekitar villa, menikmati keindahan alam yang sudah tercampur dengan ulah tangan manusia.Ya, semua keindahan yang terpampang jelas di
Dan mungkin, perilaku ibu mertua malam ini adalah untuk menebus malu nya tadi siang. Ia benar-benar menujukkan wajah yang senang dan bersuka cita sejak berangkat makan malam tadi. Tangan nya juga sering menggandeng mamah, mulut nya pun tak henti bercerita hanya untuk memantik tawa.Sesampainya di rumah, mereka berdua tetap bersama, seolah mereka adalah bestie yang sudah lama tak berjumpa.Mereka juga memutuskan untuk tidur bersama. Menonton televisi sampai larut malam sambil ngemil kuaci, bahkan menangis bersama saat drama yang mereka tonton sad ending. Sungguh klop pokoknya.*********Pov. ReyhanNama ku adalah Ahmad Reyhan Al Azizi. Aku merupakan putera ke empat dari lima bersaudara. Abah dan ibu ku adalah orang berpengaruh di lingkungan kami. Karena kakek ku adalah pemilik salah satu pesantren di desa kami.Walaupun aku anak yang lumayan terakhir, tapi itu tak membuat cinta kasih orang tua ku tumpah ruah hanya untuk ku seorang. Tirakat mereka juga terbagi untuk semua saudara ku yan
Hari terus berlalu, dan tentu saja kehidupan toxic keluarga ku juga terus berlanjut. Sebenarnya, aku juga sudah cukup muak dengan perlakuan ibu serta mas kamal pada ku, bahkan sejak aku belum menikahi Aleeza. Namun, karena rasa bakti ku, aku lebih memilih diam.Aku jadi teringat sebelum menikahi Aleeza, semua saudara ku selalu menyalahkan ku yang tak kunjung menikah. Mereka selalu mengatakan kalau aku dekil, jelek, kurus, makanya tidak ada satupun cewek yang mau dengan ku.Mereka sering kali menghina ku, mengolok-olok ku, dan merendahkan ku. Aku, masih sangat ingat dengan semua kesakitan yang mereka torehkan itu.Aleeza... Gadis cantik yang sekarang menjadi istri ku itu, mungkin akan menganggap semua saudara ku sangat baik. Dan semoga, mereka semua tetap memperlakukan Aleeza dengan baik hingga nanti.Flashback on" Makan yang banyak napa sih rey? Lihat itu... Badan kamu sangat kurus, seperti orang yang nggak pernah di kasih makan. Kalau seperti itu terus, wanita mana coba yang mau den
Iya, sudah... Semua benar. Yang salah hanya Reyhan. Terima kasih " Ucap ku.Setelah mengucapkan kalimat itu, aku pun pergi masuk kamar, meninggalkan mereka semua yang hanya semakin menambah luka di hati ku.Ah... Rasanya dunia benar-benar tak adil pada ku. Rasanya Tuhan mulai menguji lagi sebatas mana keimanan ku.Sesampai di kamar, segera ku pejamkan mata ku. Aku hanya butuh sedikit ketenangan agar otak ku tetap waras."Rey.... " Panggil abah bersamaan dengan terbuka nya kamar ku.Aku masih diam tak bergeming. Karena kedatangan abah hanya membuat diri ku semakin kacau. Untuk sekarang ini, aku hanya ingin tenang!!." Reyhan.... " Panggil beliau lagi. Kali ini sambil menyentuh pundak ku.Sebagai rasa hormat, mau tak mau aku menoleh ke arah beliau. Abah pun tersenyum ke arah ku, dan duduk di pinggir ranjang." Ada apa bah? " Tanya ku cepat. Berharap, abah segera pergi dari kamar ku, dan membiarkan ku menenangkan diri." Rey... Kamu percaya kepada Alloh kan? " Tanya abah.Apa apaan abah
Heum... Nduk, kamu itu sejak dulu pinter masak ya?? Siapa yang ngajarin? " Tanya abah." Hem... Aleeza dulu saat di pesantren ikut bu nyai bah, menjadi Abdi ndalem. Membantu beliau menyiapkan kudapan dan lain-lain " Jawab Aleeza, masih dengan gaya sopan nya. Seperti saat pertama kali bertemu dulu." Ooo... Pantas saja. Masakan kamu selalu enak. Ibu aja kalah enak. Hahaha " Kelakar abah." Ya udah, abah masak sendiri aja lain kali. Ngga usah nyuruh ibu" Jawab ibu mbesengut." Ah, ibu... Abah kan bercanda " Ucap abah.Aih.... Abah adalah sosok panutan. Di balik sikap tegas nya, beliau juga sering membercandai ibu. Dan ibu pun terkadang kesal saat abah membercandai nya." Iya abah ku sayang.... Ehm... Abah... Ibu boleh ngomong sesuatu nggak? " Jawab dan tanya ibu dengan manja." Boleh istri ku sayang.... Em, tapi... Bau bau nya ada yang mau merampok abah nih. Hahaha " Kelakar abah." Ih, suami ku tercinta tau aja. Nanti malam jalan yuk bah... Ibu pengen ke pasar rakyat. Sekalian beli ses
Dalam sholat, aku menajamkan pendengaran ku, berharap dapat mendengar suara mereka. Astaghfirullah....!! Sholat ku amburadul." Besok besok, bangun aja toh... Jam dua belas siang!! Sudah sana... Kamu masuk kamar aja!! Tidur lagi sana!! " Ucapan ibu yang sedikit keras itu benar-benar menari nari di benak ku.Aku yang tengah sholat, merasa kacau sholat ku. Bahkan, entah sudah berapa kali aku sujud, dan lain-lain. Aku pun juga sampai lupa berapa bilangan rakaat yang sudah ku kerjakan.Segera ku selesaikan sholat ku, lalu menghampiri dua perempuan tersayang ku tersebut untuk melerai mereka. Lebih tepat nya untuk menghentikan ibu ku yang masih marah marah terhadap Aleeza." Maaf Bu... Maafkan Aleeza " Ucap gadis yang sudah menjadi istri ku itu sambil duduk di lantai, di bawah kaki ibu.Sepertinya, Aleeza maupun ibu tak menyadari kehadiran ku." Ingat ya Aleeza!! Kamu itu disini masih numpang!! Jadi, bagaimana seharusnya sikap orang yang masih numpang itu? Jangan seenaknya sendiri! " Tukas
uang memang bukan segalanya, tetapi.... Banyak juga orang yang menganggap uang adalah raja. Mereka akan menghormati orang yang banyak uang, dan menghina si miskin yang tak punya uang*" Reyhan!!! Kamu itu di kamar terus dari tadi ngapain aja sih! " Bentak mbak intan dengan suara nya yang menggelegar bagaikan toa di masjid sebelah rumah.Siang ini, setelah adzan dzuhur berkumandang, Reyhan dan Aleeza bergegas mandi dan melaksanakan sholat dzuhur.Setelah itu, mereka beristirahat sejenak untuk melepas lelah, karena seharian berputar di dapur membantu mbak najwa memasak. Menyiapkan makanan untuk pesta ulang tahun aira, Puteri dari mbak intan.Baru saja mereka berdua merebahkan diri di atas ranjang, sebuah teriakan cetar membahana memekakkan telinga mereka." Mbak intan ngapain sih mas?? " Tanya Aleeza. Sepertinya, gadis cantik yang mengurai rambut panjang nya itu nampak sangat lelah. Bahkan, ia berkali-kali mengelus perut nya yang sedikit terlihat buncit dengan senyum hambar." Kamu di s