Share

17. Permulaan (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas

17. Permulaan (Bagian A)

"Walah, walah, ngakunya sudah tidak punya uang. Lah, ternyata habis untuk keponakan istrimu ini. Galuh … Galuh … jadi suami kok, ya, bodoh sekali?" ujar Kak Ambar.

Kak Ambar menggelengkan kepalanya sok dramatis, dia mendekat sambil melihat Aksa dengan pandangan jijik. Lah, kok jijik? Keponakanku kan tidak salah apa-apa?

Huh, Untung saja Aksa bukan model anak yang cengeng, yang dilihat oleh orang baru langsung menangis. Malahan anak abangku satu-satunya ini memelototi balik Kak Ambar, dia tidak gentar.

"Apa sih, Kak? Malu didengar orang," ucap Bang Galuh, dia melihatku dengan pandangan meminta maaf.

Aku sih santai, aku tidak ambil pusing kelakuan Kak Ambar dan juga Bang Gery. Semakin kesini, aku semakin cuek bebek menghadapi mereka. Biar saja mau bilang apa, aku sudah tidak peduli. Lah, wong yang menyakitkan hati saja sudah biasa aku terima. Kalau hanya ucapan-ucapan seperti ini, aku sudah tahan banting!

"Malu? Kal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status