Share

Dag Dig Dug

Dag dig dug

Entah Ibrahim mendengar degupan ini ataukah tidak, kenapa semakin lama dan semakin kudengar suara Ibrahim, seakan detak ini semakin tak bisa kukendalikan.

"Boleh?" tanya Ibrahim yang membuatku kesal, dia memaksaku untuk menjawab di saat aku sibuk mengendalikan deru napas yang mulai tak beraturan.

"Si-silakan," jawabku terbata-bata. Kututup mulutku dengan telapak, kenapa jadi mendadak gagu seperti ini. Duh, Mutia. Kamu bukan anak remaja lagi.

Sejenak menjadi hening, ini Ibrahim kenapa harus mempermainkan degup jantungku seperti ini.

"Aku ingin ... em ... kita beli ice krim itu, gimana?"

Aku tepuk jidat ini, lalu beranjak dan berjalan lebih awal. Akan tetapi kudapati Ibrahim tetap diam.

'Malu, Mutia. Degup jantungmu udah kayak mau copot gara-gara kamu ke-PD-an, lho.'

"Mutia, aku malam ini ke rumahmu."

"Tidak udah, Him. Kamu kan tau aku ada janji sama Mas Agha."

"Jadi kamu mau
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status