Share

Pernikahan Kedua

"Mutia, kamu bener-bener cantik malam ini," seru Mas Agha. Aku masih berdiri di depan pintu menunggu ia mempersilakan aku masuk yang entah itu mobil siapa yang dia bawa.

"Makasih, Mas," jawabku singkat.

Kenapa, Mas? Engkau merasa menyesal hingga ke ubun-ubun sekarang? Kenapa tidak dari dulu. Ke mana engkau dulu, ke mana penglihatanmu.

"Eh, kenapa aku biarkan bidadari kedinginan di luar seperti ini, silakan masuk."

Aku bergeming, lalu melangkah mengikuti arah Mas Agha yang membukakan pintu.

Tak lama berselang, Mas Agha menginjak pedal gas, mobil pun melaju dengan kecepatan sedang. Sedari tadi, tak luput kutemui Mas Agha memandang ke arahku. Aku jadi salah tingkah dibuatnya.

"Mutia, kamu cantik." Kalimat pujian kedua yang meluncur dari lisannya.

Entah akan ada berapa pujian lagi yang hendak dia luncurkan.

"Emm, kamu ingin makan di tempat mana?"

"Aku terserah kamu aja, Mas."

"Gimana kalau
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status