Share

Mendadak Pergi

Kali ini Ganis tak mau lagi terlena oleh ciuman Ramon. Ia cukup waspada untuk tidak larut sebelum ada kepastian hubungan seperti apa yang akan mereka jalani nanti.

“Kak tolong hentikan!” bujuk Ganis menghindari pagutan Ramon ke arah lehernya.

“Bukannya kau ingin melayaniku. Kau mencintaiku dari dulu bukan?” ucap Ramon membelai pipi Ganis lembut.

“Darimana kakak tahu?” seru Ganis melebarkan matanya. Ramon memeluk Ganis hangat. Ganis tak bisa menolaknya. Sangat nyaman sekali.

“Aku melihat tanda Love di foto bersama Marco. Aneh kenapa kau malah menyukaiku daripada Marco sendiri,” seru Ramon menyusupkan wajahnya ke bahu gadis itu. Ganis menggeleng pelan. Ia nggak menyangka Ramon telah tahu perasaannya jauh sebelum tadi pagi ia mengakuinya secara langsung pada pria itu.

“Tidakkah kita bisa menjalani ini apa adanya saja dulu. Butuh waktu juga untukku menjelaskan pada Sofia tentang apa yang terjadi,” ujar Ramon kini menatap mata hitam pekat milik Ganis. Ganis tersenyum kecil. Ini sungguh me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status