Share

Pelukan Argi

Dua wanita beda generasi itupun terlibat obrolan. Obrolan mereka tentang drama korea, Lena bisa mengimbangi obrolan dengan mama Lina. Karena wawasannya tentang drama korea cukup banyak. Apalagi Dany sering mengajaknya menonton bersama. Menonton beberapa film korea yang sedang naik daun, walaupun itu bukan tontonan favorite Lena. Namun dia tetap menemani sahabatnya.

Tanpa terasa hari sudah larut, karena terlalu asyik nonton drama Korea menemani mama Lina, Lena jadi lupa waktu. Lena pun ijin untuk ngomong berdua dengan Argi.

"Gi, udah larut, anterin aku pulang, aku takut ayah marah."

"Sayang,aku anterin sampai rumahmu ya,nanti aku yang omong sama ayahmu, biar kamu gak dimarahin."

"Jangan Gi, belum waktunya, kita masih SMA, pasti ayah marah, dia pasti berpikir yang bukan-bukan, apalagi ini udah larut." jelas Lena dengan suara pelan.

"Biar mama yang ikut anterin Lena pulang Nak, mama yang nanti jelasin ke orangtuanya Nak Lena" ucap mama Lina memotong pembicaraan. Sebenarnya dari tadi mama Lina tidak sengaja menguping pembicaraan anaknya dan Lena.

"Udah kamu tenang ya Lena, nanti tante yang jelasin ke orangtuamu, ayo sekarang siap-siap." Menepuk bahu Lena sambil berlalu ke kamar untuk mengganti baju.

Lena dan Argi menunggu ibunya di luar rumah. Langit di luar gelap, Argi mengajak kekasihnya untuk duduk diteras rumahnya.

Ketika Lena baru duduk di kursi, tiba-tiba Argi memeluk gadis pujaannya, rasa cintanya bertambah besar ketika selama seharian ini dia melihat sikap mamanya ke Lena. Sungguh dia ingin mengungkapkan kebahagiaannya lewat pelukan itu. Lena sedikit terkejut, dia tidak menyangka pemuda itu akan memeluknya seperti ini, ini pertama kalinya dia dipeluk oleh lawan jenisnya, selain ayahnya.

Kalau ditanya bagaimana perasaan Lena, diapun tak mengerti.

"Ehhhmm." Mereka dikagetkan mama Lina yg ternyata sudah berada di depan pintu.

***

Lena sontak melepaskan pelukan Argi, pipinya merona malu karena perlakuan kekasihnya.

"Ayo kita antar nak Lena sekarang." Wanita paruh baya itu tersenyum hangat, dan melangkahkan kakinya ke mobil hitam yang terparkir di halaman rumah.

Anak lelaki dan kekasihnya mengikuti langkah ibunya dengan tangan saling menggenggam.

Argi berjalan mendekati mobil dan membukakan pintu belakang untuk kekasihnya, setelah memastikan gadis itu duduk, dia tutup kembali pintu dan segera menduduki kursi balik kemudi, yang di sampingnya sudah ada ibunya yang tengah duduk.

Sikap mama Lina yang hangat membuat hati Lena nyaman. Obrolan-obrolan ringan membuat suasana yang canggung menjadi hangat. Argi sesekali melirik wajah ayu gadis yang duduk di belakang lewat kaca spion dan tersenyum melihatnya.

Tanpa terasa mobil memasuki gang dimana biasanya Argi mengantar Lena pulang.

"Anter Lena sampai mama ketemu sama orang tua nya Nak." ucap mama Lina setelah anaknya memberitahu tentang rumah Lena.

Mobil memasuki gang, dan berhenti di depan sebuah rumah sederhana tapi terlihat rapi dan bersih, dihalaman rumah sudah terlihat sebuah motor keluaran 90'an milik ayahnya Lena.

Orang yang pertama keluar dari mobil adalah Argi. Dia turun memutari mobilnya untuk membukakan pintu mamanya dan kekasihnya.

Terlihat pintu dibuka dan wajah ayu wanita setengah baya keluar dari pintu karena mendengar bunyi mobil berhenti di luar rumahnya.

Bu Lidiya tampak bingung melihat anaknya datang bersama seorang ibu yang seumuran dengan dirinya dan ada seorang pemuda yang berjalan di belakang mereka.

"Selamat malam bu." sapaan hangat bu Lina pada wanita itu.

"Malam." jawaban singkat Lidiya tapi dengan senyum ramahnya.

"Bu maaf sebelumnya, saya mamanya Argi, saya mau nganterin nak Lena pulang. Tadi Lena menemani saya di rumah, maaf saya ngantarnya kemalaman ya Bu." ucap mama Lina menyalimi tangan wanita di depannya.

"Iya bu tidak apa apa, terimakasih sudah mengantar anak saya Bu." bu Lidiya menyambut uluran tangan dari wanita itu.

Argipun melangkahkan kakinya berdiri menghampiri Bu Lidiya dan mencium tangan wanita itu, sebagai ungkapan perkenalan.

Sekilas Lidiya memandang pemuda tampan yang murah senyum itu.

Setelah Argi dan mamanya berpamitan untuk pulang, Lena pun memasuki kamarnya.

***

Sementara itu di dalam rumah, Bustomo melihat anak gadisnya memasuki kamar.

"Magdalena..apa kamu tau jam berapa ini?" ucap ayahnya yang baru keluar dari kamar mandi.

"Maaf ayah, Lena tadi mampir kerumah teman, Lena lupa gak ngabarin ayah karena ponsel Lena lowbat." langkah Lena terhenti dan menoleh ke arah ayahnya.

"Kamu anak gadis, pamali keluar malam, ayah tidak suka, selama masih sekolah kamu jangan lakukan hal yang aneh aneh. Kamu masih inget kan apa kata ayah? " ucap ayah Lena dengan wajah tegasnya. Bustomo menunjukan kalau dia adalah sosok ayah yang tegas dan tidak bisa dibantah.

"Sudahlah yah, jangan diperpanjang toh anak kita sudah di rumah, dan tadi temennya yg antar juga sopan sikapnya." Lidiya menengahi pembicaraan suaminya dan anaknya, lalu menyuruh anak gadisnya untuk masuk kamar.

Bustomo hanya mendengus pelan, mendengar perkataan istrinya. Dia hanya takut kalau anaknya masuk dalam pergaulan buruk, apalagi terjadi sesuatu yang buruk pada anak gadisnya, yang sudah hampir beranjak dewasa, makanya dia membuat aturan dan batasan pada anak gadisnya itu.

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status