Share

Bab 59: Sebuah Siang yang Panas

“Jadi, kalian bakalan ngerawat anak Bang Hasan dari temennya itu?” telisik Tya dari jok kemudi.

Dia bertanya tanpa beralih pandangan ke arahku. Kelihaiannya mengemudi sejak SMA telah membuat gadis itu mampu menakhlukkan mobil jenis apapun dengan mudah, berbeda denganku yang masih belum belajar menyetir sama sekali sampai hari ini.

“Iya, untuk ke depan, Husein akan jadi tanggungjawabku dan Bang Hasan. Tapi, tinggalnya tetap dengan mamak, sih. Mamak juga enggak izinin kami bawa Husein,” lanjutku pada Tya.

Usai sepeninggal Wulan, kuputuskan untuk bercerita pada Tya. Dibanding Wulan yang sedang menghadapi kesulitannya, Tya jauh lebih senggang untuk mendengarku. Lagi pula, jika aku masih mencoba menyembunyikannya lebih lama, aku khawatir Tya atau Wulan akan mengetahuinya dari orang lain dan mulai menyimpan dendam padaku.

Kami berdua menjadi hening untuk sesaat. Tidak ada yang berbicara lagi, dan hanya deru napas lelah yang terdengar.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status