Share

34. Nasib malang

Dengan menurunkan egonya, Zea mengangkat tangannya dan membalas pelukan Natan.

Natan tersenyum senang di balik punggung Zea.

‘Rencana satu berhasil.’ Natan cekikikan tidak jelas di dalam hati.

Natan melepaskan tubuh Zea setelah dirasa sudah paus menghirup wangi rambut Zea nan menyegarkan dan mampu menenangkan otaknya yang lelah.

“Aku mandi dulu, abis ini aku bikinin makan siang.” Natan beranjak dari hadapan Zea.

Pria itu memasuki kamar mandi dengan wajah sumringah, mendapatkan pelukan dari Zea adalah hal terindah bagi seorang Natan.

“Ah, sepertinya sihir gadis itu semakin hari semakin bertambah dahsyat.” Natan senyum-senyum sendiri bak orang gila sambil memegang dada pula.

Memang ya, kalau sudah bucin akut memang tidak pandang bulu. Natan yang nyatanya sudah dewasa saja bisa lebih bucin pada daripada anak remaja yang baru mengenal cinta.

Pesona Zea memang jauh lebih memikat daripada jampi-jampi Mbah dukun di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status