Share

Bab 91. Dua Cahaya

Setiap tarikan nafas Ratih terdengar begitu berat. Bahkan dokter sudah angkat tangan karena memang kemungkinan untuk bertahan hidup pasien terlalu kecil, bahkan hampir tak ada. Lagi pula, Ratih sendiri juga yang menolak untuk ditangani lebih lanjut.

"Ma, maafin Nala, Ma. Nala nggak bermaksud nyakitin Mama. Nala nggak tau apapun, Ma." Genggaman tangannya pada tangan sang mama kian mengerat, ada perasaan takut kala melihat mamanya yang begitu sulit mengambil oksigen.

"Bukan salah kamu, Nala," balas Ratih dengan suara terlampau pelan, bahkan nyaris tak terdengar di telinga Nala. "kamu bahagia?"

Nala yang ditanya seperti itu hanya diam. Jika dibilang bahagia juga tak sepenuhnya bahagia, bukankah bahagia dan sedih memang ada porsinya masing-masing?

"Mama seneng kamu ada yang jagain."

Tiba-tiba saja tubuh Ratih terguncang hebat selama beberapa detik. Tentu saja Nala sendiri kelimpungan bercampur kaget melihat hal mengerikan itu.

"Dokterrrr. Dokter tolong Mama sayang, Dokkk." Teriak Nala sek
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status