Share

Kesaksian Gadis SMA yang Pernah Menghilang

"Astaghfirullah. Dokter, ini tangan Dokter kenapa?"

Andra langsung melihat lengannya. Raut paniknya seketika muncul kembali.

"I-ini ... tergores garpu," jawabnya gugup.

Dinda mengernyit. "Garpu?"

"Iya, garpunya tadi .... sulit menjelaskannya. Pokoknya tidak sengaja jadi tergores."

Dinda tak lagi mempertanyakan "Sebentar, saya ambilkan obat.

Begitu Dinda pergi, Andra langsung mengunci kembali pintu kamar itu. Lalu beranjak mengikuti gadis itu.

"Kita tidak jauh dari kotak obat dari semalam," senyumnya saat Dinda mengoleskan obat merah pada luka di lengannya.

Dinda ikut tersenyum. "Semoga ini yang terakhir," doanya.

"Itu tak mungkin. Hidup ini tidak akan pernah membiarkan kita tenang. Tanpa menyakiti baik fisik maupun psikis."

"Tidak begitu juga. Masih banyak tawa yang hadir dalam hidup. Masih banyak yang mampu menyenangkan hati kalau kita tidak menutup diri dengan kesedihan. Saya pernah baca dari buku sebuah kalimat yang sangat menginspirasi. Dokter mau dengar?"

Andra mengangguk. Mat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status