Share

BAB 18

Bawahan Devano melihat adegan tersebut berusaha menelan ludah dengan susah payah. Menatap wajah lelaki itu yang dingin bak kutub utara dan tatapan sangat tajam membuat mereka, seperti kekurangan oksigen karena pandangan mata sang majikan. Tubuh semua gemetar ketakutan, lalu tak berselang lama setelah membentak Kania. Pria tersebut segera memandang mereka, memilih menopang kaki dan bersidekap dengan sorot mata sinis.

"Kalian liatin apa, kenapa diam aja! Ayo cepat sajikan. Apa telinga kalian tuli," bentak Devano.

Pembantu Devano tersentak mendengar omelan lelaki itu. Bahkan mereka segera melakukan tugas dengan tergesa-gesa, tidak bisa dipungkiri jika tangan para pelayan gemetar ketakutan.

"Yang bener kerjanya! Kalau tumpah gimana," sentak lelaki itu lagi.

Mereka semakin gemetar ketakutan, bergegas menyelesaikan kerjaan lalu pergi dari ruangan mencengkam ini. Sedangkan Devano mendengkus melihat satu pembantu dengan perlahan mulai menarik pintu dengan pelan.

"Lelet banget sih! Bisa cepet
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status