Share

Harta warisan

Rafandra masih terus merasakan sakit kepala yang tak tertahankan. Sejak bangun tidur di pagi hari, ia terus mengerang kesakitan. Tak pelak, itu membuat Kayana khawatir berlebihan. Istrinya itu tak bisa diam sejenak. Setiap menit pasti selalu menanyakan kondisi suaminya.

"Masih sakit? Kita ke dokter saja kalau begitu." Kayana terus memaksa Rafandra tapi selalu saja ditolak.

"Samsul sudah datang?" tanyanya mengalihkan pembicaraan. Kayana menggelengkan kepalanya. Tangan mungil istrinya itu sibuk menyendok bubur dan ayam suwir di piring lalu menyuapkannya pada sang suami.

"Mama tadi sudah panggil dokter ke sini." Rafandra mengangguk, mulutnya penuh dengan makanan. "Samsul juga. Katanya mau kerjakan tugas kantor di rumah saja."

"Iya, sudah aku kasih tahu tadi." Rafandra menunjuk suwiran ayam yang terlewat oleh Kayana lalu merengut sebal. "Tambah lagi ayamnya."

"Doyan banget sama ayam," sindir Kayana. Rafandra mendengus sebal sambil mengunyah buburnya. Tak lama kemudian, terdengar suar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status