Share

Penolakan Rafandra

Wajah Kayana terlihat kacau. Matanya sembab, kantung matanya juga tebal. Sejak semalam hingga tadi siang, Kayana belum bisa beristirahat dengan tenang. Saat kembali ke rumah kost pada tengah malam, semua orang menunggu cerita darinya mengenai kronologis kejadian sebenarnya. Kayana tak mengingat siapa yang bertanya, ia hanya ingat dirinya bercerita panjang lebar dan selanjutnya mata besarnya justru tak bisa menutup.

Hoam...

Kayana menguap lebar. Tangannya direntangkan ke atas hingga ototnya merenggang. Segelas kopi dan sekerat roti rupanya tak mampu membuatnya kembali segar.

“Sudah selesai laporan ke kantor polisinya?” tanya Abil. Kayana mengangguk pelan dan tangannya mulai lincah menulis laporan. “Kamu hari ini santai saja. Perihal laporan dan pelatihan biar aku yang kerjakan.”

Kayana berhenti mengetik lalu menggeleng kemudian. “Tidak bisa. Tugasku semakin banyak dan menumpuk nantinya.”

“Kalau begitu, aku tunggu kamu hingga selesai.”

Tak menjawab perkataan Abil, Kayana malah ter
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status