Share

Bab 42a

"Kenapa, kamu menghindar dari aku?" tanya Arfan. "Kamu kan bisa chat kalau misalnya nggak mau bareng. Jadi, aku nggak nunggu." Arfan masih melanjutkan menumpahkan kekesalannya.

"Eh, iya. Maaf. Soalnya aku nggak kepikiran kalau Kakak bakal tunggu aku. Kan kemarin Kakak bilang hanya hari itu yang mau ngajarin aku naik kereta," dalih Sekar. Untungnya dia teringat penggalan kalimat Arfan saat di kereta.

"Iya. Tapi, aku kan perlu memastikan, kalau kamu bisa nyampai kantor apa nggak. Di kereta bisa dapat duduk apa nggak. Kamu kan lagi hamil."

"Eh..." Ada desiran di dada Sekar mendengar ucapan Arfan. Perhatian sebagai saudara, atau bukan? tanya Sekar dalam hati.

"Sekar, kamu ingat? Saat kita pertama ketemu di kampus dulu? Ibumu bahkan menitipkanmu padaku. Aku disuruh ngawasin kamu. Perasaanku sama kamu nggak berubah Sekar. Kamu tetap adikku."

Arfan membalikkan tubuhnya, hingga matanya dapat menatap wajah Sekar dalam-dalam. Sekar mengerjap karena kaget, tak menyangka dengan ucapan Ar
ET. Widyastuti

Jangan lupa untuk mampir ke ceritaku yang lain ya... BIARKAN AKU PERGI KETIKA DIRIMU MENDUA (BEST SELLER) DIMADU DENGAN SAHABAT SENDIRI PETAKA SALAH POSTING AKU TAKKAN MENYERAH, MAS! Jangan lupa juga beri ulasan dan GEM ya. Makasih banyak atas supportnya.

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status