Share

Bab 49. Hatinya Berdesir

Aira mengerjap dua kali, menyesuaikan cahaya lampu yang masuk ke retina matanya. Sejak pulang dari rumah sakit untuk membuat Erina percaya, dia merasa tubuhnya begitu lelah. Padahal, tidak ada aktivitas berat yang dilakukan beberapa hari terakhir.

Dan selama di rumah sakit, dia hanya berbincang dengan Kaori. Membicarakan berbagai hal yang tidak penting, khas obrolan para wanita. Tidak ada pemeriksaan kesehatan sama sekali. Ken dengan setia menjadi pendengar mereka, tidak terusik sama sekali.

Dengan langkah lemah, Aira menuju kamar mandi demi membasuh muka.

"Astaga!" seru Aira saat menyadari wajahnya pucat pasi. Tangannya meraba kening, tapi tidak demam sama sekali. Bahkan cenderung dingin.

"Aku kenapa?" gumamnya lirih. "Apa salah makan tadi siang? Tapi, rasanya aku tidak punya alergi makanan apa pun."

Sambil menyandarkan punggung ke dinding, Aira mulai merasakan penglihatannya buram. Seperti beberapa hari lalu saat pingsan. Tangannya mencengkeram sisi wastafel, menguatkan diri.

"Nona,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status