Share

Bab 37 - Keajaiban

37

Tawa Raisa bergema di ruang tamu apartemen kami yang mungil. Sedangkan aku cuma mesem-mesem melihat tingkahnya.

"Terus gimana? Beneran berantem?" tanya Raisa di sela-sela tawa.

"Gaklah. Cuma saling lirik aja sepanjang rapat," jawabku.

"Kira-kira bakal dapat nggak, nih, proyek di perusahaan itu?"

"Au ahh. Sudah keburu nggak konsen tadi. Untungnya Pak Tono sigap. Dia yang banyak ngambil alih presentasi. Ayah lebih banyak diam."

"Sabar, Yah. Kalau nggak dapat, nggak apa-apa. Pasti akan digantikan rezekinya dari tempat lain."

Aku manggut-manggut. "Ehm, Bun. Sekarang udah bisa kan?" tanyaku pura-pura lugu.

Raisa memandangiku sejenak, sebelum akhirnya mengangguk mengiakan. Dia melengos saat aku tersenyum lebar.

"Mandi dulu!" perintah Raisa.

"Siap, Komandan!" jawabku sambil bangkit berdiri dari sofa. Berjalan sembari berjoget menuju kamar mandi. Membersihkan diri demi sang istri.

Beberapa saat kemudian aku berjalan memasuki kamar yang sudah gelap. Hanya ada satu lilin aroma terapi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status