Share

Bab 44 - Ponselnya Ganti Model Jadul

44

Hari berganti dengan kecepatan maksimal..Pagi ini, aku baru tiba di kantor ketika banyak notifikasi masuk dari grup kantor. Aku duduk di kursi kebangsaan sambil menggulirkan jemari, untuk membaca pesan-pesan itu.

Mataku membulat sempurna, usai membaca informasi terbaru tentang Erwin. Aku hendak menelepon Seno, tetapi dia telah lebih dulu menghubungiku.

Aku menekan tanda hijau pada layar ponsel, lalu menempelkan telepon genggam ke telinga kanan. "Ya, Sen?" sapaku.

"Erwin sudah menyerahkan diri, Dy," jawab Seno.

"Ya, aku sudah lihat infonya di grup."

"Kamu diminta ke sini sama Pak Agung dan Pak Giandra."

"Kapan?"

"Hari ini."

"Oke, habis zuhur aku berangkat. Ada meeting penting bentar lagi."

"Nanti langsung ke kantor. Kami tunggu."

"Sip."

"Jangan ngebut. Hati-hati bawa iparku."

"Aku mau naik kereta cepat."

"Nanti kujemput di stasiun."

"Yups."

Seno mengucapkan salam yang kubalas dengan perkataan yang sama. Setelah sambungan telepon terputus, aku beralih menelepon Amran dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status