"Kamu suka?" tanya Alan jahil pada Jasmine.Alan terpaksa menyudahi aktifitas menggemaskan itu. Pria itu khawatir tidak bisa mengendalikan gairahnya malam itu. Meski sudah sah menjadi pasangan suami istri. Namun, Alan berjanji pada dirinya sendiri tidak akan menyentuh Jasmine sampai wanitanya itu siap. Siap menerima pernikahan mereka bukanlah formalitas. Siap memberikan apa yang selama ini dirinya jaga hanya untuknya."Aku mau pakai toiletnya. Kamu kenapa tidak pakai baju, sih?"Jasmine balik badan sambil menutup wajah dengan kedua telapak tangannya."Kamu lebih dulu melihatnya. Buat apa sekarang menutup wajah?"Alan terkekeh melihat tingkah menggemaskan Jasmine."Alan! Aku malu! Berhenti menggodaku!"Jasmine masih di tempat menunggu Alan pergi dari depan pintu toilet."Kamu tidak jadi pakai toiletnya?" Suara Alan terdengar tidak sedekat tadi. "Kamu bisa masuk ke sana sekarang! Aku di sini."Jasmine membuka wajah perlahan kemudian membalikan badan. Benar saja Alan sudah tidak di p
Pernikahan Almin tidak terasa sudah satu bulan berlalu. Sepanjang waktu itu Jasmine sangat menikmati kebersamaanya dengan Alan. Bahkan Jasmine mulai kecanduan dengan kehadiran Alan si setiap waktunya. "Besok launching produk baru, modelnya sudah dipastikan bisa hadir?" tanya Jasmine pada Gina."Semua beres! Agenda kamu terakhir sebelum acara tinggal gladi resik nanti malam," jawab Gina.Wanita itu meletakan beberapa berkas yang ia bawa di meja Jasmine."Apa semua ini urgent? Aku harus pergi ambil gaun untuk besok," ungkap Jasmine. Sebagai CEO brand terbaru ini tentu Jasmine sangat memperhatikan penampilannya. Apalagi ini pertama kali dirinya launching produk dengan tema hijabku."Hari ini semua berkas harus sudah dikirim, saya bisa ambilkan untukmu Mimi," Gina mengusulkan."Jika seperti itu, baiklah. Tolong ambilkan untuku," putus Jasmine. Wanita itu tidak ingin membuang waktu lagi, lekas berkutat dengan tumpukan berkas yang ada di mejanya.Gina sendiri memilih pergi menuju butik, te
Alan yang mendengar teriakan Jasmine reflek berlari mengejar pria berpakaian serba hitam yang mengarah menuruni anak tangga.Alan terus mengejar pria itu sampai di tangga paling bawah pria itu tiba-tiba berhenti.Alan tentu terus melangkah mendekat. Sampai jarak antara mereka hanya beberapa langkah lagi. Alan melayangkan tinjunya.Bug!Bug!Dua bogeman Alan berhasil mengenai wajah pria itu. Darah segar pun berhasil keluar dari sudut bibirnya.Alan berhasil mendapatkan tas Jasmine kembali. Namun ...,Slupp!Alan sedikit lengah. Pria itu berhasil menusukan belati pada Alan.Alan memegangi perutnya yang tertusuk belati. Cairan merah pekat keluar dari sana."Aish!"Pria itu mengumpat, sebab belati yang ia tusukan pada lan salah sasaran. Ingin mencabut dan menusuk ulang Alan tidaklah mungkin. Sebab seorang wanita yang tidak lain adalah Jasmine menuruni anak tangga dengan tergesa semakin dekat. Pria berbaju hitam itu tidak punya pilihan selain kabur. Ia tentu tidak ingin identitasnya lan
DUA KATA SAKRAL"Jasmine tolong berhenti balapan, Sayang!"Kata-kata larangan sang bunda untuk Jasmine kembali terngiang. Namun, gadis itu tetap pergi setelah mengiyakan permintaan sang bunda membawa dua orang bodyguard bersamanya.Di pertandingan balapan kali ini, tidak ada yang tahu selain penyelenggara jika salah satu peserta mereka adalah seorang wanita. Jasmine memang sengaja menutupi identitasnya. Semua mudah dengan uang, semua yang Jasmine butuhkan terpenuhi. Seruan penonton di arena balap motor sport begitu bergemuruh, memberi semangat pada jagoan mereka masing-masing.Jasmine yang sudah lama tidak balapan hari itu tidak kalah bersemangat kala terjun dalam sirkuit balapan.Jasmine yang kembali di minta sang bunda untuk menikah, memilih menyalurkan rasa kesalnya pada hobi balapnya. Mau secara langsung menolak permintaan sang bunda, gadis itu nyatanya tidak sanggup mengutarakan. Sebab sampai detik ini pun dirinya belum juga memiliki sosok untuk ia jadikan sandaran hati
BERTEMU KEMBALI"Menikahlah denganku."Jasmine jatuh pingsan setelah mengucapkan dua kata sakral itu pada Alan. Darah segar dari kepala Jasmine terlihat mengalir di kening putih gadis itu."Hei, Kamu bangun!"Alan menggoncang berkali-kali tubuh wanita yang masih ada di pangkuannya itu. Namun, nihil wanita itu sama sekali tidak merespon.Tanpa berpikir untuk berteriak meminta pertolongan Alan lekas membopong tubuh Jasmine menuju mobil ambulans yang memang sudah tersedia di sana.Beruntung setiap balapan berlangsung memang selalu tersedia mobil ambulans lengkap dengan alat medis pertolongan pertama, sebagai wujud antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi seperti kali ini."Tolong, cepat!" seru Alan. Pria itu terlihat panik bukan main dengan tubuh Jasmine yang masih berada di gendongannya. Dengan langkah gontai pria itu berlari membawa gadis yang belum ia ketahui namanya itu mendekat pada dua petugas sirkuit yang membawa tandu darurat.Kini Jasmine terkulai tak berdaya dalam ambul
GADIS YANG DIRINDUKAN"Mimi ... jika itu sungguh kamu. Aku merasa sangat bahagia bisa bertemu denganmu kembali seperti ini."Alan terus meracau berbicara meski hanya didengar angin. Antara terharu karena dipertemukan kembali, juga sedih mengingat kisah cintanya pernah kandas tanpa penjelasan.Alan duduk di bangku samping hospital bed yang tersedia. Meraih tangan Jasmine, mengusap lembut punggung tangan gadis yang baru bertemu kembali dengannya itu.Padahal selama ini Alan selalu menjaga pandangan dari wanita manapun. Namun, dengan Jasmine, Alan seolah lupa segalanya saat ini. Pergerakan yang ia lakukan ibarat insting dengan naluri yang begitu saja terjadi.Entah bagaimana bisa? Alan yang terkenal angkuh dan dingin pada wanita manapun. Detik ini tengah menangis di samping gadis yang baru ditolongnya itu.Waktu terus berlalu. Kesunyian kamar rawat Jasmine seolah menjadi saksi bisu kebahagiaan Alan yang tidak bisa pria itu utarakan dengan kata-kata.Akhirnya merasa lebih tenang. Alan
MENJADI PUSAT PERHATIAN" Kamu siapa?" tanya Jasmine pada Alan.Saat melihat Alan, Jasmine sebenarnya mengingat sosok Alan yang menolongnya saat kecelakaan waktu itu. Jasmine juga mengingat ucapannya dirinya ketika reflek mengajak Alan menikah, sebelum pingsan.Dua kata sakral yang pernah Jasmine ungkapkan murni diucapkan sebab kemunculan Alan yang mirip dengan mantan kekasihnya dahulu. Bohong jika Jasmine bilang sudah hilang rasa, nyatanya baru melihat pria yang mirip dengan masa lalunya saja langsung mengajaknya menikah.Saat ini Jasmine terpaksa memilih berpura-pura lupa ingatan. Dirinya tidak mungkin bisa menahan malu, jika ketahuan kemarin dalam keadaan setengah sadar telah mengajaknya menikah.Jasmine sebenarnya tidak menyangka juga dipertemukan kembali dengan pria yang mirip mantan kekasihnya itu di sirkuit balapan motor sport. Jasmine mengira nama Alan yang di koar-koarkan penonton di arena balapan saat itu bukanlah Alan mantan kekasihnya.Alan mematung mendengar pertanyaa
TEMPAT FAFORIT" Pria mana lagi yang kamu kencani, Mimi? Berita kamu lagi-lagi menjadi trending topik di media sosial."Gina memberikan iPad di tangannya pada Jasmine. Membiarkan gadis itu melihat berita tentang dirinya." Aku nggak sengaja ketemu dia kemarin di sirkuit! Dan jelas pertemuan kita kemarin bukan kencan Gina. Kita sedang latihan balapan," terang Jasmine.Jasmine tidak menyangka pertemuan tidak sengaja dirinya dan Alan itu bisa tertangkap Paparazzi. Bagaimana entah dirinya nanti akan menjelaskan pada Alan tentang berita ini. Jasmine khawatir Alan akan tidak nyaman sebab berita itu. Segera Jasmine mencari ponsel miliknya untuk meminta maaf. Namun, sangat kebetulan sekali ketika ponsel itu ditemukan terdapat notifikasi panggilan masuk dari Alan." Aku baru mau telfon kamu," cicit Jasmine pada Alan di seberang sana."Kenapa ?" tanya Alan.Jasmine bukan langsung menjawab justru bertanya kembali pada Alan. " Kamu sendiri telepon ada apa?" " Ladies first!" titah Alan. Pria itu