Share

Bab 40

Hening menjeda pembicaraan dua lelaki paruh baya itu. Sesaat hanya ada deru mesin pendingin dan detak jarum jam. Haryo diam, membiarkan ketegangan menguasai ruang kerjanya. Ditatapnya Wisnu lekat-lekat. Ia sudah menduga Wisnu akan mempertanyakan keputusannya, tetapi ia belum menyiapkan jawaban apa pun. Ia pikir, Andromeda pasti sudah menemui Wisnu terlebih dahulu. Jadi sekarang, dr. Haryo butuh waktu untuk mencari jawaban paling tepat.

"Aku tidak mengira kamu melacurkan diri dan mengobarkan temanmu." Wisnu berkata dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca. Di akhir usia, satu-satunya teman yang ia percaya sungguh-sungguh justru telah berkhianat, diam-diam menikung dari belakang. Kepala Wisnu serasa mau meledak menyadari hal itu.

"Pa …." Kalila memegang lengan Wisnu. Dilihatnya paras Wisnu yang kaku dan dingin meski mata lelaki itu berembun. Kalila bisa mengerti perasaan sang papa, tetapi menyerang dr. Haryo sefrontal itu tidak pernah terlintas di benak Kalila.

Sementara itu, di s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status