Share

Bab 43: Ancaman (2)

Meninggalkan rumah sakit yang lengang, Andromeda memacu motor menembus dinginnya dini hari, menuju kantor. Dikenakannya jaket kulit dan sarung tangan hitam untuk melindungi tubuh dari gigitan suhu rendah kota gudeg pada akhir-akhir musim kemarau. Ketika tiba di kantor, dilihatnya kepala tim pemburu keluar dari pantry dengan mug putih yang menyebarkan aroma kopi panas di tangan. Penampakan pria berambut cepak dengan luka gores di salah satu alisnya itu tidak kalah berantakan dengan Andromeda.

“Kopi, Ndan?” tawarnya dengan suara lelah. Raut muka pria itu tidak kalah kusut dengan Andromeda.

Andromeda menggeleng. “Makasih, Ya. Ada yang bisa kamu laporkan?” Sebenarnya Andromeda tidak ingin menanyakan apa pun karena otaknya sudah ruwet, tetapi ia tidak bisa mengontrol saraf mulutnya untuk tidak mengatakan hal itu. Setiap bertemu anak buahnya, Andromeda akan refleks bertanya.

Lelaki yang dipanggil Arya itu mengangguk kemudian mengajak Andra ke ruang kerjanya. “Kami sudah dapatkan sali
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Suhanim Saleh
Salah plot sis
goodnovel comment avatar
permata dedua
disini bukannya prof wisnu kak. bukan prof amran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status