Share

Bab 39

Kepulan asap keluar dari mulut juga lubang hidung Bimo ketika lelaki itu menyesap batang tembakau yang ke sekian kali sebagai pelipur lara. Membumbung tinggi hingga lenyap ditelan udara. Abu rokok berceceran di balkon apartemen itu tertiup angin malam di bawah sendu rembulan yang menemani Bimo. Puntung-puntung lain juga terserak di lantai dan menjadi saksi bisu betapa gundah gulana hati pria yang ditinggal istrinya itu. Efek nikotin terlanjur membaur di dalam darah, namun tak selalu berhasil menenangkan pikiran dan ledakan emosi sempat menghilangkan kewarasan Bimo.

"Di mana istriku!" pekiknya pada Ketut usai menerima sepucuk surat dengan tulisan tangan Wendy. Dicengkeram kerah baju koki lelaki berlesung pipi itu dan melayangkan pandangan tajam menusuk sanubari. Buku-bukunya memutih menahan keinginan untuk tidak melayangkan bogeman ke arah wajah yang membalas tatapannya tanpa gentar.

Raut muka Bimo memerah bukan main sampai-sampai karotisnya terlihat jelas dengan hidung kembang kempis.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status