Share

109

Pulang ke rumahnya, wajah Anan sangat semringah dan perasaan puas terlukis jelas membuat Kinar yang menunggunya di teras rumah mengerutkan keningnya. Suaminya itu memberinya pelukan singkat dan kecupan singkat di keningnya alih-alih penjelasan yang membuat wajahnya begitu cerah bak matahari pagi hari.

“Sesuatu yang menyenangkan.” Begitu kata Anan yang menggandeng tangan kanan Kinar dan memasuki rumah. “Kamu masak apa? Aku makan siang bersama klien dan perutku sedikit bermasalah.”

“Mau salad buah? Aku tidak pernah lupa mengingatkanmu untuk jangan memakan makanan yang tidak bisa diterima oleh perutmu. Kenapa harus sungkan dengan rekan kerjamu jika tahu perutmu selalu bermasalah?” Kinar tidak mengomel. Hanya sedang memberitahu Anan untuk lebih berhati-hati.

Berjalan menuju kulkas setelah meletakkan tas kerja Anan di meja makan. Kinar mengeluarkan sekotak salad buah yang selalu dirinya siapkan untuk Anan konsumsi. Dan sebagai bentuk rasa penyesalannya, Anan tidak menolak pemberian Kinar.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status