Share

85

Setelah obrolan subuh buta itu, baik Anan maupun Kinar tetap bersikap biasa saja seolah tidak ada yang terjadi. Lagi pula, dalam sebuah hubungan bersikap saling terbukan bukanlah hal yang aneh. Kinar Dewi meski terlihat keras kepala, nyatanya ada sisi lembut di dalam hatinya yang memendam perasaan sakit akibat kejadian masa lalu di hidupnya. Sama halnya dengan Anan yang menutup rapat-rapat jati dirinya dan hanya mengatakan semuanya kepada Kinar.

“Kenapa harus berpakaian santai seperti ini?” tanya Anan yang tidak mengerti kenapa Kinar menyuruhnya mengenakan pakaian olahraganya. Ini bukan gaya Anan sama sekali ketika hendak pergi ke kantor. “Aku juga harus ke kantor. Tidak mungkin menyempatkan diri untuk berganti pakaian dulu.”

“Ini masih terlalu pagi untuk kamu membuang-buang tenaga. Kenapa harus mengenakan pakaian ini?” Kinar menepuki bagian pundak Anan dengan pelan dan tersenyum manis. “Bukankah kamu hanya perlu mengenakannya saja? Diam!” perintah Kinar tegas. “Ini pagi hari yang men
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status