Share

86

Anan Pradipta menyusuri jalanan sepanjang kota Bandung menuju kantornya. Kedua tangannya memegang kendali mobil dengan mata yang terus melirik-lirik ke arah istrinya. Jelas sudah wajah Kinar penuh binar alih-alih perasaan bersalah. Dan Anan baru menyadari jika kejutan itu adalah bagian dari rencananya. Kenapa Anan tidak peka sama sekali, ya? Anan terus merutuki dirinya sendiri. Merasa bodoh dan memang begitu adanya dirinya.

“Kamu punya rencana sesederhana ini tapi tidak memberitahuku. Kamu kenapa begitu sering membuat aku terkena serangan jantung, sih!?” omel Anan yang di balas dengan kekehan oleh Kinar. “Sekarang kamu tertawa penuh kemenangan!” dengkus Anan memalingkan wajahnya ke depan. Menatapi kanan dan kiri jalanan yang mulai padat merayap.

“Salah kamu kenapa tidak memperhatikan dengan saksama apa yang aku kenakan. Harusnya kamu sadar ketika aku memilih menunggu kamu di tempat parkir. Jelas-jelas ada kemungkinan jika aku akan menjadi penguntitmu. Tapi ngomong-ngomong, aku keren,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status