Share

25. Rumah Mewah

Menjelang subuh, aku mengendap-endap ke kamar mandi untuk keramas, entah mengapa aku sangat malu dengan situasiku sekarang. Aku terus berdoa di dalam hati agar semua penghuni rumah belum bangun.

Setelah mandi dan berwudhu, aku bergegas masuk ke dalam kamar. Kulihat Azhar menggeliat, aku buru-buru mengeringkan rambutku dan memakai daster dan meraih mukena, lalu menunaikan sholat subuh.

Aku melipat mukena dan mengambil alat pengering rambut, aku akan ke dapur setelah kupastikan rambut ini kering.

Mungkin karena deru alat pengering rambut membjat Azhar terbangun. Aku masih sangat malu menatapnya.

"Kau terlihat sangat cantik pagi ini," puji Azhar membuatku tersipu malu.

"Bangunlah, apakah kau tak sholat subuh ?"

Azhar tersentak bangun, sebelum dia meraih handuk, dia masih sempat mencium pipiku.

"Terima kasih, kuingin kita terus seperti ini selamanya," bisiknya.

Masih terbayang sisa-sisa kemesraan kami semalam, aku tersenyum. Entah sampai kapan aku menjalani kehidupan sebagai isteri kedua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status