Share

Bab 18.

“Bi, bisa minta tolong buatkan minuman dan camilan untuk aku dan Riri?”

“Bisa Nyonya,” jawab Bi Sukma.

Aku tersenyum seraya berkata, “Terima kasih, Bi. Nanti tolong antar semuanya ke teras depan, ya, Bi. Ah iya satu lagi. Pak Firman dan Pak Didin mungkin juga mau, buatkan juga untuk mereka,” pintaku kembali.

Asisten rumah tangga rumah ini langsung mengangguk serta langsung melakukan yang kuminta. Sedangkan, aku menyusul Riri duduk di teras rumah sembari menikmati langit malam, pun menunggu Mas Azzam pulang. Hari ini, suamiku terpaksa pulang telat karena harus lembur dan rapat bulanan dengan beberapa pemegang saham.

Saat keluar, ternyata anak bungsu Mas Azzam sedang tak sendiri. Dia mengobrol dengan beberapa pegawai rumah ini, termasuk sopir dan salah satu pekerja kebun. Aku tak menyangka, anak orang kaya sepertinya cukup akrab dengan rakyat jelata seperti dari kalangan kami.

Dari semua anak tiriku, hanya Riri yang berbeda dan memang terlihat supel serta tak pernah tebang pilih. Dia pun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status