Share

13. Zakia

Annasta begitu terkejut dengan sosok wanita yang sedang berdiri memunggunginya. Secara postur Annasta sangat hapal punggung siapa yang ada di depannya itu.

Bibir Annasta bergetar mencoba memanggil nama sang pelanggan yang tidak lain adalah mantan mertuanya.

"Saya yang bertanggungjawab mengenai desai interior yang Ibu pesan beberapa bulan yang lalu, maaf ada yang bisa saya bantu, Nyonya?" kataku sedikit bergetar, sesuatu yang tidak pernah aku bayangkan akan bertemu langsung dengan mantan ibu mertua dalam keadaan seperti ini.

Wanita itu berbalik, netranya seketika membola saat melihat wajahku. Sedetik kemudian bibirnya mengulas senyum.Senyum yang masih sama saat awal aku mengenal beliau.

"Apa kabar kamu, Ann?' tanya Ibu Zakia.

"Ann dalam keadaan baik, Nyonya Zakia!" balasku lirih, lalu aku pun maju untuk mencium punggung tangannya sebagai baktiku padanya.

"Kemana saja kamu, Aan? Dimana rasa empatimu pada kedua anakmu yang kamu tinggalkan bersama wanita rubah itu?!" kata Zakia dengan nada datar dan sedikit kecewa.

Annasta hanya terdiam, selama ini dia bekerja tidak pernah bercerita mengenai hidupnya pada teman satu ruangan, Sekarang tiba-tiba mantan mertuanya berkata dengan gamblang masalh hidupnya. Hal itu mampu membuat semua anggota timnya terkejut. Berita yang sangat mengejutkan untuk semua bawahannya.

"Nyonya pasti haus, Amel tolong buatkan Nyonya Zakia teh daun mint hangat tanpa gula!" perintah Aanasta pada Amel untuk mengalihkan topik bahasan.

"Mari Nyonya kita duduk dulu di sana untuk membahas lebih lanjut mengenai desain yang Nyonya pesan sambil menikmati teh mint hangat!" ajak Annasta dengan nada rendah dan sopan.

Zakia mengikuti langkah Annasta dengan sedikit cemberut, wanita paruh baya yang masih terlihat cantik di usianya itu hanya mampu bungkam. Kedua nya duduk saling berhadapan, netra Zakia menelaah penampilan Annasta dari atas kepala hingga ujung kaki. Gadis pilihannya dulu kini telah menjelma menjadi wanita dewasa yang sangat cantik.

"Bagaimana semua ini bisa terjadi padamu, Ann? Jujur mama sangat terkejut kala mendapati Yoga dan Amelia sendirian di rumah sebesar itu tanpa kawalan orang tua. Saat mama datang berkunjung ke rumah kalian, rumah itu dalam keadaan sepi. Hanya ada dua anak tersebut tanpa adanya makanan yang tersedia, bahkan sekarang bibi juga diberhentikan. Apa maksud semua ini, Ann? Tolong jelaskan pada mama!" pinta Zakia dengan penuh harap.

Aku tidak mampu berkata-kata lagi, sesuatu yang seharusnya tidak perlu diketahui oleh mama mertua harus terungkap secara nyata. Selama ini Mas Jasen memang dekat dengan mamanya daripada papah, dan aku pun paham akan hal itu.

"Maafkan Ann, Ma. Mungkin semua ini adalah salah Ann yang tidak bisa puaskan Mas Jasen di atas ranjang. Ann saja yang kurang peka akan hal itu," jawabku yang masih melindungi suamiku itu.

Mama Zakia tampak menghembuskan napas kasar berulang ulang, seakan dia tidak percaya dengan ceritaku. mama Zakia pun melanjutkan bicaranya untuk berganti topik.

"Baiklah itu urusan kalian mama tidak akan ikut campur. Tetapi bila sudah menyangkut kebahagiaan kedua cucuku jangan halangi mama untuk berbuat sesuka hati mama!" kata mama Zakia.

"Baik, Nyonya. Mari kita lanjutkan masalah desain yamh Anda inginkan!" kataku.

"Aku suka caramu melayani pelanggan, Ann. Desain ini mama pesen untuk dua cucu Vanderson, sengaja mama memesan desain buatan kamu agar kedua anak itu selalu mengingat tentang ibunya," jelas Zakia.

"Baik, Nyonya. Berarti desain ini dipasang di rumah Bapak Jasen?" tanyaku dengan suara bergetar menahan sesak didada.

"Tidak Ann, desain itu untuk kamar mereka yang ada di rumah mama. Jadi kamu harus berkunjung ke rumah mama untuk mendesainnya, lumayan buat kamu melepas kangen!" papar Zakia.

"Baik, Nyonya saya akan datang tepat waktu sesuai jadwal!" balasku.

"Kalau bisa besok sore kamu datang untuk cek tempat lebih dulu, nanti biar mama jemput kedua anak kalian sepulang sekolah. Bagaimana, Ann?" pinta Zakia sekalian tanya kesanggupanku.

Waktu terus berlalu akhirnya Nyonya Zakia pamit pulang, aku pun ikut mengantar beliau sampai depan lobbi kantor. Setelah Nyonya Zakia masuk dalam mobil dan duduk dengan nyaman, pintu mobil pun aku tutup perlahan dan mobil mulai melaju dengan kecepatan sedang.

"Huft! Akhirnya selesai sudah waktu yang menegangkan bersama Nyonya itu," lirihku sambil melihat lalu lalang para karyawan yang hendak istirahat.

"Siang, Ibu Ann!" sapa para karyawan yang sudah mengenalku.

"Siang juga, kalian pada makan siang dimana?" tanyaku yang kebetulan juga merasakan lapar.

"Kami ingin makan di warung sederhana depan kantor itu saja BU Ann!" balas karyawan lainnya.

"Boleh aku ikut kalian makan di sana?" pintaku denagnhalus dan sopan.

"Tidak mengapa jika Ibu Ann merasa nyaman makan bersam dengan kami!" balas karyawan yang lain dengan nada sedikit ketus.

Aku hanya mengulas senyum tipis, lalu mengikuti langkah mereka menuju warung sederhana yang ada di seberang jalan depan kantorku. Tiba-tiba langkahku berhenti kala netra ini melihat sosok yang masih kurindukan berjalan menuju warung sederhana.

Dengan tatapan tajam dan penuh intimidasi, lelaki itu menatapku tanpa senyum. Langkah kaki panjangnya mengikis jarak aku dan dia. Tanpa suara, tanpa ijin dan tiada angin topan yang berhembus, tiba-t iba sebuah tapak tangan dengan kelima jari yang kokoh melayang menyentuh pipiku.

Suara beradunya tapak tangan yang bertemu dengan pipiku yang sedikit gempil terdengar pilu dan perih. Seketika tanganku menyentuh bekas tampar dari lelaki itu yang tidak kuketahui apa sebab dia melakukan hal itu padaku.

"Apa maksud semua ini, Mas?" tanyaku dengan suara bergetar dan tanpa sadar air mata mengalir perlahan.

Tiba-tiba sebuah tangan mungil merengkuh bahuku, membawaku ketempat yang agak sepi pengunjung.Namun, anehnya lelaki itu masih mengikutiku. Seakan dia blum puas setelah memberiku sebuah tamparan kerasnya.

"Bukankah sudah aku bilang jangan hadir diantara hidupku, malah kamu berani laporan sama mama. Apa maksud kamu, Jal*ng sial*n!" umpatnya dengan nada tinggi.

Aku terhenyak dalam dekapan seorang gadis kecil mungil, Gendis. Gadis yang mulai sedikit paham dengan masalah yang dihadapi oleh kepala devisinya.

### SA ###

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Hersa Hersa
perempuan tolol ...!! muakkkkk baca perempuan tolol yg gampang ditindas,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status