Share

21. Amelia

Tanganku bergerak bebas melukiskan sebuah keindahan pantai saat sore hari. Dalam lukisan tersebut terlihat bocah kecil berlarian mengejar matahari.

"Indah, sangat indah. Amel suka, Nek!"

Terdengar suara gadis kecilku yang memuji hasil desainku. Segera aku berpaling menghadapnya, gadis itu berdiri terdiam menatap ke arahku dan Cintya bergantian.

"Nenek bilang hanya Tante Cintya yang melukis buatku, mengapa sekarang ada Bunda Ann?" Sebuah tanya Amel yang ditujukan pada Zakia, neneknya.

"Ini kejutan untuk Amelia. Bukankah Amel sangat rindu pada Bunda Ann?" balas mama mertuaku dulu.

"Bukankah Nenek mengerti bagaimana jika Amel merindukan bunda? Apakah Nenek ijinkan jika Amel merinduinya?" Gadis itu terus bertanya pada Nenekbya tanpa melihat lagi ke arahku.

Dalam setiap pertanyaannya selalu mengandung kesedihan juga kepedihan hati. Gadis sekecil itu sudah bisa memilah sebuah kata indah agar aku tidak terluka.

"Nenek, bolehkan jika Amel memeluk Bunda Ann? Tidak adakah yang akan melihat?"
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Hersa Hersa
ceritaa tolol .. masa bodoh amat jadi ibu .. anak disiksa gak bisa melakukan apa².. yg benar aj thor jangan mengada² kayak gini
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status