Share

22. Bisikan Cinta

Amelia hanya diam saat jariku mengoleskan saleb, bibirnya tampak bergetar tanpa suara. Air matanya sudah tidak mengalir lagi seperti saat memelukku. Gadis kecil yang sudah mulai terbiasa.

"Terima kasih, Bunda!" ucapnya.

Lalu kaki kecil Amel berjalan melihat semua hasil desain yang aku buat. Amelia tersenyum lalu tubuhnya berputar bagai memperagakan sebuah tarian.

"Indah, ini indah, Nek. Apakah Amel boleh datang ke sini saat rindu?" tanyanya dengan senyum yang mengembang.

"Boleh, Sayang."

"Tunggu adik bayi lahir, saat dia dirumah sakit pasti akan banyak waktuku untuk bercerita di sini. Berikan aku sebuah kunci, Nenek?" pinta Amel sambil menadahkan tangan kecilnya.

"Adik kecil?" tanyaku heran.

Seketika tangan mungil itu menutup mulutnya lalu menampar perlahan. Setelahnya dia berlari kecil mengitari semua ruang kamarnya. Seperti mengabsen setiap barang kegemarannya.

"Teddy, kau juga ada!" pekiknya saat melihat boneka teddy beard.

"Oh, hai aku punya kamar mandi sendiri!" teriaknya saat me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status