Share

24. Hari Yang Di Tunggu

Hari terus berjalan, tanpa terasa aku sudah semakin jauh dengan kedua anakku. Bahkan Mama Zakia kini sudah tidak aktif lagi nomernya membuat aku menjadi hilang kontak dengan kedua anakku.

Tidak terasa sudah satu setengah tahun aku bekerja di dunia desain interior dan eksterior. Bahkan sekarang perusahaan tempat aku bekerja sudah merambah ke luar kota hingga luar pulau. Omset yang di peroleh Irene hampir menyamai perusahaan induk yang dipimpin oleh ayahnya.

Sampai suatu ketika Ayah Irene pun datang ke ruanganku hanya sekedar melihat cara kerja kami yang membuat perusahaan meroket.

"Apa kabar, Ann?" sapa Pak Burhan, ayah Irene.

"Alhamdulillah sehat, Pak!" balasku.

"Kerja yang bagus. Saya sangat luas dengan kepemimpinan kamu selama satu tahun terakhir ini, Ann. Kamu butuh semangat agar lebih maju lagi, tunggu hadiah dari perusahaan atas kinerja kamu!" kata Pak Burhan.

"Terima kasih, Pak. Mobil kemarin sudah cukup bagi saya, sekali lagi terima kasih!" kataku dengan nada rendah.

Aku tidak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status