Share

37. Janjiku

Aku masih berdiri, diam tidak bergerak hingga sebuah tangan mungil menarikku kuat. Kakiku sangat susah untuk melangkah, netraku masih tidak mau berpaling dari wajah jutek Rowena. Aku masih terpana dengan lisannya yang berkata akulah yang menjadi pihak ketiga antara mereka berdua.

Dadaku terasa sesak, nyaliku semakin membara. Tangan ini mulai terangkat tetapi hati mulai goyah. Tangan mungil itu masih menarikku bahkan kini bertambah satu dan ini terasa agak lebar seperti tapak tangan dewasa. Kuhirup wangi yang khas.

"Gendhis! Heemmm," lirihku.

"Mari Mbak Ann sebaiknya kita pergi ke kamar Amel untuk membantu anak tersebut berbenah kamar barunya!" ajak Gendhis.

Akhirnya aku pun mengikuti langkah Gendhis meninggalkan wanita rubah tersebut. Amel terlihat sangat bahagia karena aku mengikuti langkah kedua wanita beda usia tersebut. Amel menenteng tas sekolahnya yang penuh dengan baju dan seragam ala kadarnya, sedangkan buku sekolahnya di dekap dengan tangan mungilnya.

"Sini biar bunda bawakan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status