Share

94. Permintaan Maaf

Karena merasa sudah cukup aku berbincang dengan Jupri, maka sambungan itu aku putuskan kemudian sekitar malam aku akan keluar untuk berbicara secara langsung dengan pria itu. Sepertinya aku juga harus berhadapan langsung dengan Jupri untuk menghargai dia dan aku janji bertemu di sebuah cafe sederhana.

Tiba-tiba kudengar pintu kamarku diketuk dan terdengar suara Andin. Aku pun dengan malas beranjak dari ranjang guna membuka pintu itu. Tampak wajah lesu dari gadis itu. Andin begitu kusut.

"Mbak, maafkan Dahlia ya!" lirihnya yang hampir tidak bisa aku dengar.

"Maaf untuk apa, Ndin? Aku tidak mengerti.

Aku melangkah untuk duduk di ruang keluarga agar bisa berbicara dengan leluasa. Dan Andin pun mengikuti langkahku. Kuajak dia duduk santai dan mulai berbicara.

"Amel juga butuh kiriman energi dari Bundanya, biar dia bisa bertahan sampai Frans menemukannya!" lanjut Andin seketika menyugestiku.

"Mbak juga harus kuat dan istirahat cukup agar Amel yang di sana menjadi anak yang berani. Mengenai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status