Share

97. Janji Jumpa

Kepalaku terasa berat. Hari ini, aku masih belum bisa membantu di dapur atau menata roti-roti yang sudah jadi di etalase. Badanku rasanya lemas. Semalam, aku susah tidur. Setiap memejamkan mata, pasti yang muncul langsung wajah Amel. Kata-kata Jupri semalam pun tidak ubahnya seperti bara yang cepat padamnya.

"Mbak sudah sarapan?" tanya Andin sambil membawa nampan berisi roti dan segelas susu.

Aku pun menggeleng. "Aku tidak bisa sarapan, Din. Makanannya tidak bisa tertelan. Bagaimana bisa aku makan sedangkan Amel di luar sana tidak tahu makan apa?"

Andin terlihat menghela napas pelan, lalu menarik kursi di hadapanku. Ia meletakkan nampannya di atas meja lalu memindahkan roti dan susu tepat di depanku.

"Mbak, Amel butuh Mbak. Jangan sampai Mbak tumbang sekarang. Ini dimakan, Mbak. Sedikit yang penting ada makanan masuk."

Benar kata Andin. Aku harus paksakan makanan ini masuk. Siapa yang mau cari Amel kalau aku nanti masuk rumah sakit?

Akhirnya aku raih roti dari Andin lalu memakanny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status