Share

18 B

"Iya, Bu. Ini semua berkat kesabaran Ibu. Mungkin kalau Ibu tidak membimbing istriku, Akmal tidak akan pernah merasakan damainya pernikahan," lirih Akmal, lantas memelukku.

"Kamu berlebihan, Sayang. Allah yang memberi hidayah sedangkan kita cuma berusaha. Santi adalah manusia pilihan yang berhak mendapatkan nikmat hidayah. Makanya ibu harus selektif memilih jodoh untuk Lita. Tidak semua orang punya kesempatan seperti Santi. Ibu tahu kalau Lita tak punya teman lelaki selain kamu. Itu pun sebelum kamu kuliah," ungkapku.

"Tidak ada yang lebih baik selain pilihan Ibu. Coba tanya teman-teman Ibu saja kalau gitu," usul Akmal yang membuatku berbinar. Kenapa aku tidak kepikiran dengan hal itu? Setelah punya banyak waktu dengan Santi, aku membisukan notifikasi obrolan grup alumni STKIP Pargumbangan.

"Betul juga usulmu, Mal," kekehku lantas mengambil ponsel dari saku gamis.

[Ada yang punya anak lelaki yang mau nikah gak sih?] tulisku di grup. Kebetulan banyak yang online. Mungkin karena hari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status