Pasca Pelantikan Kapten Master Legends di akademis, Kegiatan belajar di Akademis mulai berjalan seperti biasa. Di sisi lain, Semua Kapten Master Legends kembali ke Istana.
Pada ruang rapat Istana...
“Aku mohon maaf membuat kalian menunggu begitu lama. Mari kita segera memulai rapatnya.” Ujar Maha Master berjalan kemudian duduk di kursi meja bundar. Saat hendak memulai rapat, tiba-tiba dari ponselnya ada panggilan masuk. Maha Master mengangkat telepon tersebut.
Beberapa saat kemudian,
“Maafkan saya, Ada sesuatu hal yang saya lupa.” Ujar Maha Master kemudian bergegas meninggalkan Meja Bundar.
“Tunggu, Maha Master...” Ujar Ria menghentikannya, namun dia sudah pergi.
“Aku harap ini segera berakhir. Aku seharusnya tidak terlalu berharap menjadi seorang Kapten Master Legends. Tampaknya setiap hari bakal merepotkan.” Morine duduk di salah satu kursi meja bundar, dia tampak mulai mengeluh.
“Jangan bilang begitu, Morine Chan. Menjadi se
Di dalam Ruang Rapat Istana, Poidon mulai menjelaskan perihal semua mengenai Dewa Naga Asgardian. “Kami merupakan Dewa Naga yang bertugas melindungi Asgardian. Ozziedyrth, The Nocturnal Dragon King, beliau merupakan Raja dari Dewa Naga Asgardian. Mungkin ini kejadian lebih tepat beberapa bulan yang lalu, saat kemunculan kelompok ESDA, Master Orion. Di Istana utama kerajaan Dragon Skyland yang terletak di pulau langit, Tiba-tiba saja ada sebuah benda berbentuk aneh yang terbuat dari besi mendarat di istana.” “Kemudian dari benda aneh tersebut muncul beberapa orang. Para prajurit Naga kami berhasil dikalahkan dalam sekejap. Seorang pria bermata Hitam, berkulit coklat Gelap, berkumis hitam, berambut hitam, memakai sebuah jubah berwarna merah lengkap dengan seragam penyihirnya. Dia datang dan membantai seluruh naga yang ada di kerajaan.” “Apakah jangan-jangan....” Ujar Aldo. “Iya. Grand Master Worns yang kalian kenal saat ini. Namun pada waktu itu,
Di ruang bawah tanah istana, “Aku mengerti yang kamu rasakan. Tapi kamu tidak boleh terus menerus seperti ini. Kamu harusnya memanfaatkan waktu ini untuk melatih kemampuanmu. Waktu jangan disia-siakan. Jika kamu kuat, kamu pasti bisa melindunginya.” Kata Erina mencoba memotivasinya. Mendengar perkataannya, dia mulai meneteskan air matanya. “hiks... hiks... Aku masih terlalu hiks... lemah... Aku ingin menjadi lebih kuat.” Ujar Meldina tampak bersedih. “Kamu pasti bisa menjadi kuat. Percayalah padaku.” Ujar Erina. “Kalau begitu, kamu juga harus masuk ke Akademis Legends. Disana kamu bisa berlatih.” Ucap Morine. “Tapi, kak. Bagaimana caraku mendaftar, kak?” Tanya Meldina dengan polos sambil mengusap matanya. “Tenang saja. Kamu hanya perlu isi formulir dan test bola sihir. Dari situ kami bakal tahu, role mana yang harus kamu kuasai.” Ucap Erina menjelaskan prosedur pendaftaran. “Baiklah. Master, mohon bimbing saya. Saya ing
Di depan rumah kayu, mereka langsung masuk ke Mobil terbang dan berangkat menuju ke Kerajaan Aldes. Kedua baling-baling yang ada di sisi kiri dan kanan mobil mulai berputar. Mobil tersebut mulai lepas landas. “Wih.... Master, sungguh sangat keren.” Ujar Clori dengan mata berbinar melihat langit Asgardian yang begitu cerah. “Aku tidak menyangka alat ajaib ini bisa terbang.” Ucap Poidon merasa takjub. “Tentu dong... Siapa pembuatnya.” Ujar Saito dengan tampang sok keren sambil menyetir. “Iyalah...” Jawab Ria tampak merasa bosan. Nina hanya tersenyum. Akhirnya mereka mulai terbang melewati Hutan Magazone, kemudian melewati desa Elfano. Tiga puluh menit kemudian, mereka akhirnya tiba di gurun pasir di sisi timur desa Elfano. Seperti biasa, Badai pasir sedang menerpa. “Keadaan Gurun ini sungguh sangat gersang. Dari tadi hanya badai Pasir melulu.” Kata Morine sambil memandang keadaan gurun dari jendela Mobil. “Ini sudah tidak
Di Dalam salah satu gubuk desa kerajaan Aldes, Nina dan lainnya bertemu dengan seseorang. Terlihat seorang pria berusia 70 tahunan, berpakaian ala Raja India Kuno, memakai turban putih. Dia tampak sedang duduk sambil melihat denah diatas mejanya. “Apa kalian pengelana dari desa lain?” Tanya Pria itu sembari beranjak dari tempat duduk. “Paman, Ini saya.. Lerry...” “Lerry? Kamu Bocah perusuh itu? kenapa kamu bisa disini?” “(Image Lerry di Planet ini buruk xD),” Morine tampak menahan tawanya melihat dia dijuluki sebagai bocah perusuh. xD “Aku bukan di sini merusuh. Hari ini aku bersama dengan teman-temanku ingin menyelidiki soal Dewa Naga Angin.” “Oh Begitu... Kalian duduklah dulu.” Raja Aldes mempersilakan mereka untuk duduk. “Kenapa Anda ingin menemui kami?” Tanya Erina kepada Raja Aldes. “Aku punya sebuah permintaan.” Tiba-tiba Raja Aldes berlutut. “Hentikan itu Yang Mulia.” Terlihat Warrior tersebut ingin menco
Di dalam sebuah gubuk kecil, Saat mereka hendak mulai beraksi. Tiba-tiba saja ada seorang prajurit masuk ke ruangan dengan ekspresi panik. “Ini gawat, Yang Mulia. Desa kita diserang sekelompok makhluk Birlon.” “Apa Katamu?” Tampak Raja Aldes terkejut. “Kenapa di saat-saat begini..” Ujar Warrior terlihat putus asa. “Sepertinya kita harus mengurus masalah ini terlebih dahulu.” Ujar Morine. “Kalau begitu Morine Chan, Saito Kun, Poidon San, kalian ikutlah denganku. Mari kita basmi semua monster yang ada.” Ujar Ria. “Ok.” Jawab mereka serentak. “Tunggu Ria Chan, aku juga ingin ikut..” Ujar Nina. “Jangan Nina Chan, simpanlah kekuatanmu untuk menaklukkan dewa naga angin nanti.” Imbuh Ria. Mendengar perkataannya, Nina hanya terdiam sejenak. Kemudian gadis berambut pirang emas itu berkata, “Hati-hati...” “Tentu.” Jawab Ria tersenyum. “Nijiro Kun, mari segera kita bantu evakuasi penduduk yang terluka.” Kat
Akhirnya Rencana OPS dimulai. Nina dan lainnya menaiki mobil terbang yang diciptakan oleh Saito. Mobil terbang tersebut pergi menuju ke Ibu Kota Kerajaan. Disisi lain, Raja Aldes memerintahkan semua prajurit untuk mengungsikan semua masyarakatnya yang berada di dekat Ibu Kota. “Mari kita Jalankan OPS!” Ujar Saito yang menyetir mobil dengan semangat! Sementara itu di Ibu Kota terlihat Dewa Naga Angin terus meraung dan menciptakan badai Tornado Raksasa. Disisi lain, Poidon sudah sampai dan mulai mencoba menghentikannya. (Air vs. Angin xD) Memang kalau dilihat segi ukurannya Poidon jauh lebih besar dibandingkan dengan Selon (Naga berbentuk kadal bersayap berbulu lembut berwarna abu-abu). Namun kekuatan mereka setara. “Selon, Sadarlah. Kamu tidak boleh terus seperti ini, kamu harus segera hentikan semua ini!” Ucap Poidon dalam wujud naganya, akan tetapi Selon tidak merespon dan malah mencoba menyerangnya. “Wind Dragon Magic : Sky Dragon Roar.” Sep
Kembali ke pertarungan antara Ojin vs. Ria, “Masih 100 tahun terlalu cepat bagimu untuk mengalahkanku.” Ucap Ria berdiri di satu sisi. “Tidak mungkin, kenapa serangan sihirku tidak mempan..” Pikir Pendeta itu mulai kehilangan fokus. “Sepertinya kali ini giliranku.” Ujar Ria memulai serangannya. “Dimension Manipulation : Portal Laser Rain!” Ria menciptakan hujan Laser. “Sand Magic : Sand Golem Protector.” Ojin membuat golem protector melindungi dirinya dari hujan laser. “Seranganmu tidak akan menembus perisai terkuatku. Hahahaha...” “Benarkah? Aku rasa, perisaimu sebentar lagi hancur.” Imbuh Ria yang tersenyum, berdiri di satu sisi. Hujan Laser tersebut perlahan-lahan mengikis pasir yang melindunginya. Pada akhirnya, Ojin terkena hujan laser. Beberapa menit kemudian, tampak pendeta itu dengan pakaian compang-camping terbaring tak berdaya di atas tanah. Gadis berambut biru itu kemudian berjalan menghampiriny
Dalam perjalanan menuju ke Ibukota, Ria berjalan dengan kakinya tampak pincang dengan tubuh penuh dengan luka. “Andai saja, aku punya Mana lebih banyak...” Perlahan demi perlahan, pergerakannya semakin melambat. Beberapa menit kemudian, Dia akhirnya drop dan tak sadarkan diri. Di Pertarungan Dewa Naga Air vs. Dewa Naga Angin di atas langit, tampak para Homies Nina terhempas. Melihat hal tersebut, Dewa Naga Air segera menciptakan Water Prison untuk menarik para homies kembali. Namun tanpa di sengaja airnya malah melukai Sirius. “Arghhh...” Teriak Sirius yang merasakan kesakitan ketika berada di dalam water prison yang dibuatnya. Melihat hal tersebut, Dewa Naga Air segera melepaskannya. “Maafkan saya..” Ujar Poidon tampak merasa bersalah. “Itu tidak penting, sekarang cepat hentikan dia.” Ujar Rai tampak menangkap Sirius yang melemah itu dengan shield petirnya. Mendengar perkataannya, Dragon Serpent biru itu terbang mendekatinya.