Share

12. Nyai Rudiyah

"Aida ... Aida, bangun!"

"Aida ... Aida!"

Teriakan itu benar-benar mengejutkanku. Ini masih jam empat pagi. Aku segera membangunkan teman-temanku, sepertinya teriakan itu dari rumah nyai Rudiyah.Tanpa menunggu lama aku sudah mengetuk, tepatnya menggedor rumah nyai Rudiah.

Dor ... dor ... dor ...

Suara gedoran itu menggema di pagi buta.

"Nyai ... nyai Rudiah!" panggilku berulang-ulang.

Pintu dibuka oleh Rofita, kulihat anak itu terisak-isak sambil menghapus air matanya. Tanpa bertanya aku langsung masuk ke kamar Aida. Di sana tergeletak Aida, tatapan matanya kosong. Nyai Rudiah berada di sampingnya bersama Atikah, mereka sedang menangisi Aida.

"Aida kenapa nyai?"

Aku bertanya dengan suara keras, agar orang tua itu menyadari kehadiranku. Tapi dia tidak menjawab, tangisnya malah makin kencang.

Tak kuhiraukan orang tua itu lagi, segera kuperiksa keadaan Aida. Astagfirullah, badannya panas banget. Kuperiksa napasnya, hmm napasnya sepertinya tidak teratur. Kuperiksa perutnya se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status