Share

Akhirnya Nalen Percaya

Safiyya menatap bagunan sederhana bercat warna krem di depannya. Berkali-kali ia mengetuk pintu rumah, tapi tak ada siapa pun yang menjawab. Padahal baru kemarin Paijo menghubungi Nalen untuk meminta izin menggunakan sepeda motornya di rumah. Sekarang tiba-tiba laki-laki berkepala botak itu seakan menghilang di telan bumi.

"Paijo, buka pintunya! Kita perlu bicara!" Nalen berseru sekali lagi. Ia menggedor pintu cukup keras hingga membuat beberapa orang tetanganga Paijo keluar.

"Mas, Mbak, si Paijo ndak di rumah. Dia sama istri dan anaknya tiba-tiba pamit pergi ke Surabaya, ke kampung halaman istrinya," ujar salah satu ibu dengan perawakan gemuk.

Safiyya dan Nalen saling berpandangan. Kemudian keduanya mengalihkan perhatian pada ibu yang tadi bicara.

"Kalau boleh tahu, sejak kapan mereka pergi dan kenapa? Karena dua hari yang lalu dia masih datang ke rumah saya."

"Sejak semalam, Pak. Saya kurang tahu alasan mereka pergi, karena terlihat tergesa-gesa. Tapi sebelumnya ada seorang laki-lak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status