Share

20. Hari Pertama Kerja

Entah yang keberapa kali Asih pindah tempat duduk. Perasaannya tak karuan menunggu Arunika datang. Pembeli yang sedari tadi datang membuat Winda tak bisa menemani Asih. Air mineral yang Asih bawa pun sudah tandas tak bersisa.

“Kamu kenapa gelisah gitu?” tanya Winda setelah tak ada pembeli yang datang.

“Enggak apa-apa. Saya cuma takut aja kalau enggak keterima kerja.”

“Belum juga ketemu Mbak Arun, tapi aku yakin kamu di terima kerja di sini karena sejak lowongan kerja di sini di buka cuma kamu yang datang melamar,” jelas Winda.

“Kamu enggak bohong ‘kan?’ tanya Asih begitu mendengarr penjelasan Winda.

“Memang wajahku ada tampang pembohong ya?” tanya Winda balik.

“Bukan gitu maksudku. Cuma aneh aja.”

Winda hanya mengangkat kedua bahunya mendengar perkataan Asih.

“Tu, yang kamu tunggu datang juga,” ucap Winda sambil menunjuk kearah perempuan yang datang menuju toko roti.

“Hai, Win. Maaf ya aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status