Share

Bab 19 : Rumah Singgah

Kepulan asap panas secangkir kopi masih bertahan menghantarkan sekitar. Hanya tersisa diriku sendiri di ruang makan menyusun agenda rencana yang akan ku lakukan disini.

"Sendirian mulu, Git,"ucap Altezza menaruh secangkir kopi panasnya di depan ku.

"Ya, aku harus seperti apa,"ucapku tanpa menatapnya.

Pria itu terdengar menghela nafas panjang sebelum akhirnya menambahkan satu sendok teh gula pada kopi milikku. Sontak membuatku mendongak.

"Nah, gitu dong. Masa orang ngomong dicuekin mulu,"ucap Altezza.

"Apa ada hal yang penting?"tanyaku membuatnya mengangguk pelan.

"Tidak ada. Kenapa dengan wajahmu yang begitu banyak masalah seperti itu?"tanya Altezza membuatku menghela nafas panjang.

"Aku tengah merenung sambil mengerjakan pekerjaan. Beberapa hari lalu, baru saja tangan ku gemetar menggendong Fatimah yang terbujur kaku. Tadi sore Rania menghubungi ku karena perlengkapannya habis. Entah mengapa aku jadi kehilangan kendali untuk membiarkannya?

Aku selalu teringat Fatimah jika berkaitan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status