Share

Bab 38 : Efisiensi

Bunyi musik keroncong mengisi seluruh penjuru ruangan. Sementara menemani pria itu menyambut pagi, aku membawa teko berisi teh hangat. Tentu saja dengan gula lebih sedikit. Satu hal yang sama di antara kita selain keras kepala itu ketidaksukaan terhadap gula.

"Jembatan merah itu bukannya Gesang ya penyanyinya,"ucapku mendengar larik lagu yang di putar.

"Memang. Tapi saya lebih suka versi Dewi Yull,"ucap Dirga menyesap teh fokus dengan bacaan.

Anggap saja saat ini aku menjilat ludah sendiri. Saat aku begitu merasa Dirga sangat lawas dan ketinggalan jaman malah membuatku menjadi istrinya. Sekarang, semua hal lawas yang dia lakukan adalah candu. Dia bukannya ketinggalan jaman tapi antik.

Di dunia model yang begitu marak menampilkan tampilan modis tidak merubah gaya rambutnya. Apalagi saat di rumah hanya mengenakan kaus dan sarung disertai peci hitam membuatnya terlihat berkharisma. Meskipun begitu, saat di luar dia seperti pemuda umumnya.

"Tuan, apa membaca koran lebih menarik daripada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status