Setelah seharian berkutat dengan pekerjaannya, akhirnya andri telah terbebas dari kewajibannya. Nasib seorang karyawan memang begitu. Setinggi tingginya jabatan yang diduduki, tetap saja statusnya adalah karyawan.
Entah kenapa saat ini lelaki itu ingin sekali makan makanan jepang. Ia ingat ada tempat yang terkenal dengan kelezatannya. Makan ebi katsu dan daging teriyaki sepertinya enak.Setelah meninggalkan kantornya, ia menyalahkan mobil dan bergegas pergi ke cafe ala jepang itu. Ia merasa saat ini isi perutnya sedang mengadakan demo besar besaran, minta untuk segera diisi dengan makanan.Setelah sampai, ia langsung bernapas lega melihat pengunjung hari itu tidak terlalu ramai. Pasalnya tempat itu terkenal dengan pengunjungnya yang selalu penuh sesak. Apalagi di jam makan seperti saat ini.Namun, ia merasa miris ketika melihat pengunjung malam itu rata rata adalah pasangan muda mudi yang pasti sedang berkencan. Ah, jomblo akut seperti dirinya memang bisa apa. SeSeorang pemuda terlihat sangat mencurigakan. Ia berjalan sendirian ke arah taman sekolah yang kebetulan pagi itu dalam keadaan sepi. Tiap ia melewati tikungan, selalu saja ia melihat keadaan. Memastikan jika tidak ada yang mengikuti langkahnya.Hal itu menarik perhatian amara yang kebetulan sedang berjalan di koridor sekolah. Awalnya amara izin untuk pergi ke toilet di tengah jam pelajaran berlangsung. Namun, di tengah langkahnya amara melihat gerak gerik seseorang yang menurutnya sangat mencurigakan.Melihat tingkah laku pemuda itu, amara memicingkan matanya curiga. "Pemuda itu terlihat mencurigakan sekali". Lirih amara.Gadis itu memutuskan untuk mengikuti kemana tujuan pemuda itu. Apakah kali ini gadis itu bisa menangkap pelaku sebenarnya. Semoga saja begitu. Amara berusaha agar tidak menarik perhatian sekaligus tidak terlihat oleh pemuda itu.Amara sekilas memang pernah melihat sosok pemuda itu. Kalau tidak salah saat ini ia duduk di bangku kelas XI. Namun te
Setelah keluar dari ruang interogasi, wahyu segera memerintahkan anak buahnya untuk tetap menahan pemuda itu. Mungkin saja ia masih bisa menemukan petunjuk dengan menginterogasi ulang nanti.Ia tidak tenang mengetahui keadaan sahabatnya yang saat ini berada dalam bahaya, akhirnya wahyu memutuskan untuk segera menghubungi amara.Namun sial, nomor yang dituju tidak aktif. Jika wahyu langsung kesana khawatir justru akan memancing kecurigaan terhadap penyamaran amara."Apa nanti malam saja saya ke rumahnya ya". Wahyu berpikir semakin cepat amara mengetahui info ini makin baik. Agar sahabatnya semakin waspada.***"Sudah saya bilang, saya nggak apa apa". Amara cemberut setelah tangan valdo lagi lagi memegang dahinya."Tapi badan kamu agak demam"."Sudah saya bilang, cukup istirahat sebentar juga nanti sembuh"."Gue nggak mau tahu. Lo harus pulang sama gue"."Tapi...""Dan nggak ada bantahan". Entah kenapa tatapan tajam valdo membuat amara
Dua insan manusia kini tengah terhanyut dalam berbagai rasa yang semakin menenggelamkan jiwa liar mereka ke dalam kenikmatan. Tak terasa kini tangan valdo bergerak memegang tengkuk amara untuk memperdalam lumatan. Walau gerakannya masih kaku, namun semakin lama semakin membuatnya ingin terus menjelajahi obyek di depannya.Amara tidak membalasnya namun tidak juga menolak. Tangannya terus mengepal kencang di sisi kursi yang ia duduki saat ini. Menikmati tiap sentuhan yang diberikan valdo kepadanya. Ia sadar jika itu salah. Namun apa daya, otak dan tubuhnya saat ini tidak bekerja sama dengan baik.Valdo melepaskan sentuhannya dengan dahi yang masih saling menyatu, mencoba menetralkan rasa yang bercampur aduk saat ini. Wajah amara bersemu merah, salah tingkah bercampur malu. Hal itu justru menambah kadar kecantikan amara di mata valdo.Sebelah bibir valdo bergerak naik."Rasa udang. Habis ini gue coba rasa sup baksonya boleh?."Mata amara membola, valdo te
"Valdo... Kenapa kamu bisa disini?." Tatapan terkejut amara tidak bisa disembunyikan lagi setelah tiba tiba saja valdo telah berada tepat di belakangnya."Gue cuma menghawatirkan seseorang yang sedang sakit. Tapi ternyata saat ini orang itu malah disini bersama lelaki lain".Walau sambil tersenyum, namun amara bisa merasakan kemarahan dari lelaki itu."Maaf, memangnya kamu siapanya am....""Andri, maaf ya. Tiba tiba saja ada yang harus saya bicarakan dengan dia. Nanti kita teruskan yang tadi. Oke. Dadah."Tak membiarkan andri melanjutkan kalimatnya. Yang ada nanti identitas amara bakal ketahuan. Amara langsung menarik tangan valdo lalu bergegas meninggalkan cafe itu.Andri yang tidak tahu apa apa hanya diam tercengang dengan situasi aneh ini. Seperti seorang gadis yang terciduk sedang berselingkuh di belakang kekasihnya.'apa amara sudah punya kekasih ya?'.Melihat tatapan lelaki yang tiba tiba muncul terlihat sangat tidak suka melihat interak
"apa ada masalah mas?". Rangga, orang kepercayaan mendiang richard yang saat ini dipercaya untuk menjalankan usahanya. Menunggu valdo siap untuk menempati posisi yang seharusnya menjadi pemuda di depannya.Saat mengunjungi anak mendiang bosnya di rumah sewaan, ia melihat gelagat tak biasa yang valdo tunjukkan. Tak biasanya pemuda itu terlihat galau. Biasanya ia selalu tak peduli dengan lingkungan sekitar."Nggak ada"."Mas nggak bisa membohongi orangtua ini. Saya tahu pasti mas sedang ada pikiran kan?".Rangga memang telah menganggap valdo seperti keponakannya sendiri. Ia ingat bagaimana jasa richard sehingga rangga bisa menjadi seperti sekarang.Sepeninggal orangtua valdo, rangga bertekad untuk menjaga valdo seperti anak kandungnya sendiri. Ia akan menjaga amanah yang telah richard sampaikan kepadanya."Aku memang nggak bisa bohong dari om ya"."Heh, orangtua mau kamu bodohi? Tidak semudah itu anak muda. Kamu kira saya kenal mas valdo sudah berapa
"tak terasa beberapa hari lagi kita akan mengikuti kegiatan study tour di sukabumi. Kalau begitu bapak akan menyebutkan apa saja barang barang yang harus kalian siapkan selama disana". Pak burhan berbicara di depan kelas. Mengingatkan para siswa bahwa sebentar lagi akan ada kegiatan tersebut.Selama pak burhan menerangkan, amara justru tidak fokus mendengarkan arahan guru di depannya. Ia malah melamun memikirkan banyak hal yang terjadi akhir akhir ini. Mulai dari misinya yang semakin berbahaya sampai yang tidak terduga apalagi kalau bukan pendekatan serempak dari para lelaki di sekitarnya.Untung saja wahyu tidak ikut ikutan menyatakan cintanya. Kalau sampai hal itu terjadi, amara tidak bisa membayangkan sama sekali. Jujur, gadis itu sama sekali tidak memiliki pengalaman menghadapi pria. Dari dulu, amara kan hanya terus mengejar prestasi dan ambisinya menjadi polisi. Kalau tahu akan begini jadinya, amara sudah dari dulu mencari tahu tentang pria.Lamunannya seke
Amara sedang memasukkan barang barang yang diperlukan untuk kegiatan study tour ke dalam ranselnya. Ya, besok pagi seluruh siswa kelas XII SMA Cahaya Hati akan berangkat ke sukabumi. Kegiatan yang mereka tunggu tunggu, selain untuk menambah wawasan tapi juga ajang refreshing ditengah kepenatan rutinitas sehari hari.Stok pakaian selama 3 hari, obat obatan, alat tulis dan lain lain. Amara mengingat lagi apa yang harus ia bawa serta. Melihat pistolnya, amara menimbang apakah perlu juga untuk membawanya.Berpikir akan resiko ketahuan, amara mengurungkan niatnya untuk membawa senjatanya. Masa iya akan ada kejadian tak terduga saat study tour. Palingan parah hanya kecelakaan ringan saja.Akhirnya amara memutuskan untuk mengganti senjatanya dengan membawa belati kecil miliknya. Walau kemungkinan kecil akan terjadi sesuatu, tapi tidak ada salahnya untuk berjaga jaga.Sebenarnya wahyu sudah melarang amara untuk ikut kegiatan itu, mengingat semakin berbahayanya kondisi sa
Maya sangat gemas melihat interaksi dua orang manusia di sekitarnya. Siapa lagi kalau bukan amara dan valdo. Mereka sudah seperti tom and jerry. Disaat yang satu mendekati, tapi yang lain malah menjauh. Begitu saja seterusnya.Misalnya saja pagi ini, disaat sarapan valdo yang ingin duduk dekat amara. Tapi amara malah pindah tempat duduk dengan alasan sudah kenyang. Padahal makanan di piringnya masih banyak. Alasan macam apa itu. Kelihatan sekali bohongnya.Ingin rasanya ia menarik kedua orang itu untuk duduk membicarakan masalah yang terjadi. Bukan malah main kucing kucingan seperti ini. Tapi sayang, hal itu hanya ada dalam bayangannya karena saat ini mereka masih disibukkan dengan jadwal kegiatan yang padat.'astaga... Geregetan banget. Rasa rasanya gue mau tarik tu orang berdua'. Gerutu maya di dalam hati.Pagi ini saja setelah mempersiapkan diri dan sarapan, mereka langsung memulai kunjungan ke salah satu pabrik yang akan mengolah kelapa sawit. Kebunnya sudah