Amara sedang memasukkan barang barang yang diperlukan untuk kegiatan study tour ke dalam ranselnya. Ya, besok pagi seluruh siswa kelas XII SMA Cahaya Hati akan berangkat ke sukabumi. Kegiatan yang mereka tunggu tunggu, selain untuk menambah wawasan tapi juga ajang refreshing ditengah kepenatan rutinitas sehari hari.
Stok pakaian selama 3 hari, obat obatan, alat tulis dan lain lain. Amara mengingat lagi apa yang harus ia bawa serta. Melihat pistolnya, amara menimbang apakah perlu juga untuk membawanya.Berpikir akan resiko ketahuan, amara mengurungkan niatnya untuk membawa senjatanya. Masa iya akan ada kejadian tak terduga saat study tour. Palingan parah hanya kecelakaan ringan saja.Akhirnya amara memutuskan untuk mengganti senjatanya dengan membawa belati kecil miliknya. Walau kemungkinan kecil akan terjadi sesuatu, tapi tidak ada salahnya untuk berjaga jaga.Sebenarnya wahyu sudah melarang amara untuk ikut kegiatan itu, mengingat semakin berbahayanya kondisi saMaya sangat gemas melihat interaksi dua orang manusia di sekitarnya. Siapa lagi kalau bukan amara dan valdo. Mereka sudah seperti tom and jerry. Disaat yang satu mendekati, tapi yang lain malah menjauh. Begitu saja seterusnya.Misalnya saja pagi ini, disaat sarapan valdo yang ingin duduk dekat amara. Tapi amara malah pindah tempat duduk dengan alasan sudah kenyang. Padahal makanan di piringnya masih banyak. Alasan macam apa itu. Kelihatan sekali bohongnya.Ingin rasanya ia menarik kedua orang itu untuk duduk membicarakan masalah yang terjadi. Bukan malah main kucing kucingan seperti ini. Tapi sayang, hal itu hanya ada dalam bayangannya karena saat ini mereka masih disibukkan dengan jadwal kegiatan yang padat.'astaga... Geregetan banget. Rasa rasanya gue mau tarik tu orang berdua'. Gerutu maya di dalam hati.Pagi ini saja setelah mempersiapkan diri dan sarapan, mereka langsung memulai kunjungan ke salah satu pabrik yang akan mengolah kelapa sawit. Kebunnya sudah
Amara mulai gelisah, hujan yang turun tidak menunjukkan tanda tanda akan berhenti. Padahal mereka berdua sudah menunggu selama berjam jam. Cuaca juga sudah mulai petang.'semua orang pasti sedang mencari kami'. Amara membatin. Sudah membayangkan jika semua orang pasti sudah merasa janggal dengan kehilangan dua orang anggota siswanya."Bagaimana kita akan kembali?". Amara melirik valdo dengan raut wajah gelisah."Bagaimana lagi. Kita harus menunggu hujan ini reda kan". Enteng sekali jawaban valdo. Apa ia tidak merasa gelisah sama sekali. Apa kata orang orang jika tahu amara dan valdo telah hilang selama berjam jam."Apa?". Amara tersentak. Berbicara dengan lelaki ini benar benar tidak ada solusi.'apa orang ini nggak punya pikiran? Harusnya pikirkan bagaimana bisa pulang sekarang juga'."Harusnya kamu pikirkan cara kita agar bisa kembali ke penginapan. Atau kabari siapapun biar mereka tahu posisi kita saat ini. Pasti saat ini semua orang sedang panik kar
Malam ini hanya terdengar suara rintikan air hujan yang mengguyur membasahi seluruh area perkebunan. Menyerah dengan cuaca dan suhu ekstrim malam ini.Dua insan manusia tengah terlelap akibat tubuh mereka yang lelah setelah mengikuti kegiatan dari pagi. Ditambah kejadian tak terduga malam ini.Siapa yang tidak syok ketika melihat orang yang kita sayangi tiba tiba mengalami keadaan yang membahayakan dirinya. Lelah secara fisik sudah pasti, bagaimana dengan pikiran? Itu jangan ditanya lagi.Melihat kondisi valdo yang sudah stabil, itu menandakan cara terakhir yang digunakan amara memang sangat bekerja. Kini ia sudah tidak menggigil dan nafasnya pun sudah normal kembali. Wajah yang tadinya sangat pucat sekarang sudah mulai cerah kembali.Valdo menggeliat dalam tidurnya. Merasakan tangannya ditindih sesuatu yang berat. Tapi anehnya ia merasa sangat nyaman. Hangat, itulah kata pertama yang ia rasakan saat ini.Saat pemuda itu mulai membuka mata, alangkah te
Kejadian pagi ini membuat heboh seluruh peserta terutama guru pendamping. Bagaimana tidak, baru pertama kali ada kejadian seperti ini dalam kegiatan study tour yang diadakan tiap tahunnya. Apalagi ini sudah termasuk kedalam teror yang menakutkan.Tidak mungkin hanya kejahilan semata. Tapi siapa orang yang berani melakukannya. Pelaku hanya menargetkan para siswa wanita saja. Apa motif sebenarnya pelaku melakukan itu.Kejadian pagi ini sulit untuk diungkap, apalagi dengan tidak adanya saksi mata maupun cctv untuk membantu penyelidikan.Karena kejadian tersebut, para guru memutuskan untuk tidak melanjutkan kegiatan dan langsung memulangkan siswa pagi ini juga.Dengan kejadian kali ini, amara bisa menduga jika killian ada di salah satu diantara mereka. Siswa kelas XII yang sedang mengikuti kegiatan study tour.Segera setelah kejadian itu, semua surat dikumpulkan kepada guru pembimbing. Para siswa juga sempat dikumpulkan di aula penginapan. Mereka segera di tenan
Perjalanan yang memakan waktu beberapa jam pun telah usai. Mereka tiba di sekolah dengan selamat. Ada rasa lega dari sebagian besar peserta study tour tak terkecuali guru pendamping yang sejak pagi sudah dibuat ketar ketir dengan ulah orang tak bertanggung jawab."Ayo". Ajak valdo bermaksud ingin mengantar amara ke rumahnya."Kemana?". Jawab amara polos."Ya mengantar kamu pulang. Memang mau kemana lagi?"."Nggak usah. Terima kasih. Kamu sendiri juga pasti capek kan. Apalagi semalam kamu sempat hipotermia, jadi hari ini kamu istirahat saja"."Tapi..."."Nggak ada tapi tapian. Kali ini kamu harus menuruti perintah saya. Oke"."Tapi..."."Sudah sana kamu pulang. Saya juga mau cepat cepat pulang. Capek, ngantuk pula"."Tapi..."."Tapi apalagi?"."Astaga silv. Kamu itu kenapa jadi cerewet begini sih". Valdo gemas sendiri melihat kelakuan amara.Amara hanya tertawa renyah. Tak bisa dipungkiri jika tiba tiba saja ia sangat cerewe
"kamu udah lama nunggu?". Amara tiba di depan gerbang rumahnya. Menghampiri valdo yang sesuai janji pagi ini telah menjemputnya untuk berangkat bersama ke sekolah."Nggak kok. Kalau buat nunggu kamu, seumur hidup pasti aku tunggu".Amara mengedipkan matanya berkali kali. Meresapi apa yang valdo katakan barusan. Benarkah yang berada di depannya adalah rivaldo vinza aditya, pemuda yang selama ini dikenal dingin oleh siapapun.Sejak kapan pemuda ini terlihat sangat lihai menggombal. Baru juga resmi berpacaran beberapa hari, valdo sudah menunjukkan perubahan yang sangat signifikan.Dari yang tak lupa mengingatkan makan, istirahat, sedang apa sekarang sampai obrolan tidak jelas pun mereka bicarakan. Sepertinya kesan dingin pada diri valdo seketika musnah terbang entah kemana.Justru kesan yang amara rasakan sekarang adalah pemuda hangat, penuh perhatian, kadang manja dan posesif tentunya."Kamu sakit?". Amara menempelkan telapak tangannya ke dahi valdo. Meya
Siang ini, andri sedang duduk sendirian di cafe. Menyeruput cappucino hangat miliknya. Menunggu seseorang yang sebelumnya telah ia hubungi.Sesuai kesepakatan, mereka akan bertemu siang ini di cafe yang letaknya agak jauh. Entah apa alasan gadis yang ingin ditemuinya itu memilih tempat ini. Apakah ada hubungannya dengan pemuda yang pernah ia lihat sebelumnya, entahlah.Andri mengeluarkan ponsel dari kantung celananya, membuka pesan yang tertera disana.[Amara]"Andri, apa kabar? Apa kamu sedang sibuk?".[Andri]"Tidak. Santai saja. Apa kabar kamu?"."Lama kita tidak bertukar kabar".[Amara]"Maaf, akhir akhir ini kerjaan saya sedang menumpuk"."Beberapa chat kamu banyak yang tidak terbalas".[Andri]"Iya, aku mengerti dengan kesibukan kamu. Ngomong ngomong ada apa amara?".[Amara]"Mm... saya mau memberikan jawaban atas pertanyaan kamu tempo hari. Saya merasa memiliki hutang dengan mu"."Bisakah kita bertemu
Langkah ringan menyertai keberangkatan amara ke sekolah di pagi yang cerah hari ini. Bagaimana tidak, hilang sudah satu bebannya. Sekarang berkurang sudah rasa bersalahnya terhadap valdo kekasihnya. Tinggal masalah identitas aslinya yang masih mengganjal sampai sekarang.Segera, setelah kasus ini berakhir amara akan memberi tahu valdo semuanya. Mulai dari identitas diri sampai kondisinya saat ini yang merupakan anak yatim piatu.Mungkin dalam hal ini mereka berdua ada persamaan, sama sama telah ditinggalkan oleh kedua orangtua. Bedanya, amara adalah seorang polisi yang menyamar. Dan pekerjaan itu sangat beresiko tidak hanya untuk dirinya sendiri tapi juga bagi orang orang disekitarnya.Apakah valdo akan tetap menerima dirinya di saat pemuda itu tahu semuanya. Entahlah, amara belum mau memikirkan hal itu. Fokus utamanya saat ini adalah bagaimana agar secepatnya bisa mengetahui identitas asli killian ini.Memang akhir akhir ini belum ada lagi kejadian penyerangan d