Share

Chapter 40

"kamu udah lama nunggu?". Amara tiba di depan gerbang rumahnya. Menghampiri valdo yang sesuai janji pagi ini telah menjemputnya untuk berangkat bersama ke sekolah.

"Nggak kok. Kalau buat nunggu kamu, seumur hidup pasti aku tunggu".

Amara mengedipkan matanya berkali kali. Meresapi apa yang valdo katakan barusan. Benarkah yang berada di depannya adalah rivaldo vinza aditya, pemuda yang selama ini dikenal dingin oleh siapapun.

Sejak kapan pemuda ini terlihat sangat lihai menggombal. Baru juga resmi berpacaran beberapa hari, valdo sudah menunjukkan perubahan yang sangat signifikan.

Dari yang tak lupa mengingatkan makan, istirahat, sedang apa sekarang sampai obrolan tidak jelas pun mereka bicarakan. Sepertinya kesan dingin pada diri valdo seketika musnah terbang entah kemana.

Justru kesan yang amara rasakan sekarang adalah pemuda hangat, penuh perhatian, kadang manja dan posesif tentunya.

"Kamu sakit?". Amara menempelkan telapak tangannya ke dahi valdo. Meya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status