Share

Bab 163

Ansel mengepak pakaiannya dengan terburu-buru. Berulang kali dia melirik jam di dinding, seakan takut jarum jam itu bergerak cepat meninggalkannya.

“Apa yang kau lakukan, Sel?”

Alina berjalan mendekati Ansel. Keningnya mengerut melihat putra semata wayangnya sedang berkemas, seperti ingin minggat.

“Aku harus menyusul Qeiza secepatnya, Ma.”

Ansel menjawab tanpa menghentikan gerakan tangannya, menyusun baju-baju itu ke dalam koper. Matanya pun tak beralih pada Alina.

“Lo, memangnya Qeiza balik ke Indonesia?” Alina kaget. Dia tidak mendengar kabar apa pun tentang Qeiza semenjak beberapa hari yang lalu.

Ansel tegak. Kopernya sudah terisi penuh. Dia menghampiri mamanya. Meremas lembut kedua bahu wanita paruh baya itu.

“Doakan aku, Ma! Aku sedang berjuang keras untuk mewujudkan impian Mama.”

Alina mengelus lengan Ansel. “Jadi … dia benar-benar pulang?”

“Tidak, Ma. Dia … dia melarikan diri ke Seoul ….” Ansel mempererat remasan tangannya pada pundak Alina. Dia memaksakan bibirnya unt
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status