Share

Bab 162

“Berbaring saja, Appa!” kata Qeiza, membungkuk di sisi kiri ranjang.

Dae Hyun juga menahan tubuh ayahnya agar tidak memaksakan diri untuk bangkit. “Iya, Appa. Istirahat saja!” ujar Dae Hyun dari sisi kanan ranjang.

Nyonya Kim tegak di samping Qeiza. Tersenyum menatap wajah lelah anak gadisnya itu seraya mengusap pundaknya.

“Kami turut bersedih atas kematian Chin Hwa,” kata Nyonya Kim. “Maaf, kami tidak bisa terbang ke sana.”

“Tidak apa-apa, Eomma.” Qeiza mengusap punggung tangan Nyonya Kim yang masih mengelus bahunya.

“Bagaimana keadaanmu?” tanya Tuan Kim. “Apa para penjahat itu menyakitimu?”

Qeiza tersenyum kepada Tuan Kim. “Aku baik-baik saja, Appa,” sahutnya. “Tidak mudah bagi mereka untuk melukaiku.”

“Syukurlah!” Tuan dan Nyonya Kim serentak mengungkapkan kelegaan mereka.

Dae Hyun menarik kursi agar Qeiza dan ibunya bisa duduk. Kemudian, dia mengambil kursi lain untuk dirinya sendiri.

“Apa yang Appa rasakan?” tanya Qeiza.

Dia benar-benar sudah menganggap orang tua Dae Hy
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status