Share

40. Pertanggungjawaban Karen

Tirta menuntun adiknya pulang ke rumah, duduk di sofa ruang tengah saat hari merambat menuju siang. Mereka berdua didera canggung, khususnya Tara. Gadis itu merasa malu untuk hanya sekedar menatap mata Tirta. Tentu saja itu karena dia tak pernah menangis di depan Kakaknya. 

Tara sontak menatap Tirta tatkala jari kelingking yang panjang mengacung di depan wajahnya. "Apa nih?" Gadis itu bertanya bingung. 

"Janji kalau kita nggak bakalan bilang siapa-siapa, kalau kita nangis hari ini. Kita 'kan impas, aku nangis, kamu juga nangis. Tanpa sadar, kita membangun setengah hari yang sendu bersama-sama. Cuma kita berdua." Tirta tersenyum menenangkan. 

"Kalau dipikir-pikir kamu hampir nggak pernah nangis di depan Kakak." 

Tara berpikir sebentar, kemudian merengkuh kelingking Tirta dengan kelingkingnya. "Aku juga nggak pernah lihat Kak Tirta nangis." 

"Janji?" <

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status