Share

Bab 48

“Harus sekarang juga Kang pulangnya?” tanya Lara.

“Kenapa memang?”

“Baru juga pulang salat ied.”

“Ya enggak apa-apa mumpung jalanan biasanya masih sepi.”

“Oh gitu.”

“Iya.”

Waalaikumsalam kalau gitu.”

Saat itu giliran aku yang mengulurkan tangan pada Lara.

“Salim?”

Lara awalnya ragu, tetapi kemudian ia tetap menarik lengan dan menciumnya dengan takzim.

“Nanti kabarin ya, kalau menang atau kalahnya.”

“Pasti menang.”

“Ayah dari dulu emang paling jago.”

Ternyata Musa tidak benar-benar membenci ayahnya. Ia hanya marah dan mencoba protes atas ketidakadilan yang kulakukan pada Lara dan keluargaku.

Untunglah jalanan di kota masih lenggang. Kebanyakan orang-orang masih silaturahmi dengan tetangga dekat dan ziarah ke pemakaman. Lagi pula hanya sedikit orang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
kasihan Jimy . semangat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status