Share

Bab 23 - Bayangan

Zulfa Zahra El-Faza

Aku baru tahu, ternyata Gus Fatih tidak jadi pergi ke ndalem tadi. Semua makanan yang tersaji di meja, Mbak Ratna yang mengantarkannya. Lalu soal hidangan fastfood, siapa lagi kalau bukan kerjaan Mas Adhim.

Entah, sogokan seperti apa yang diberikan Mas Adhim sehingga membuat ipar cantikku itu bersedia membawa serta makanan ‘terlarang’ itu.

Atau jangan-jangan, Mbak Ratna dipaksa olehnya? Atau bahkan diancam? Semua bisa saja terjadi bukan? Mas Adhim itu kadang tidak bisa ditebak. Orangnya sangar bin nyeleneh. Jadi yang pasti, kakakku itu pasti melakukannya secara sembunyi-sembunyi di belakang Umi, tetapi jujur aku merasa senang. Berkat Mas Adhim, aku bisa makan pizza sepuasnya juga kentang goreng dengan baluran keju di atasnya.

Gus Fatih tidak banyak bicara saat dengan lahap aku menyantap makananku. Sesekali ia hanya tersenyum sembari menatapku dengan tatapan tenang—yang selalu saja sukar diterjemahkan.

Sama denganku, Ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status