Share

Bab 33 - Pelengkap Cinta

Kedua kelopak mata itu bergerak samar, membuat bulu mata lentik yang ada di atasnya bergetar lucu hingga beberapa detik kemudian, sepasang mata dengan sinar lembut yang ada di baliknya menampakkan diri dari pejamannya.

Seingat Zulfa, ia berada di kamar pondoknya bersama Zinda tadi, tetapi sekarang, ruangan dengan langit-langit putih yang menyambut indra penglihatannya dan terasa adem pun sejuk itu sama sekali bukan kamar pondoknya.

Deru mesin AC—sesuatu yang tidak ada di kamar pondok—terdengar samar di telinga. Tempatnya berbaring pun berbeda karena terasa lebih empuk dan nyaman. Lalu wangi ruangan yang bercumbu dengan indra pembaunya, Zulfa tahu benar jika sekarang ia sudah tidak ada di kamar pondok, melainkan berada di kamarnya sendiri.

“Nduk ....”

Suara familier itu menarik atensi Zulfa pada seseorang yang kini berdiri di sisinya.

Di sisi kanannya, tepatnya di samping ranjang, wajah cantik yang sudah dihiasi keriput milik Nyai Fatimah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status