Share

Chapter 48. Kerinduan Yang Tertahan

Satu bulan berlalu bak satu kedipan mata. Nana sudah sepenuhnya pulih, ia kembali mengurus pekerjaannya di luar kota dengan terpaksa, meskipun hatinya sebetulnya berat meninggalkan Nilakandi.

Sedangkan Diwana masih setia berada di rumah sakit. Bukan, shock pasca tragedinya sudah membaik, ia di sana untuk Nilakandi. Lelaki itu tak mau kekasihnya sadarkan diri tanpa ada ia di sisinya. Diwana bahkan sudah mengurus sisa pekerjaannya, dan mengajukan cuti hingga dua bulan kedepan.

Semuanya sudah kembali seperti semula, kecuali Nilakandi. Perempuan malang itu masih terbaring lemah dengan alat-alat medis di sekelilingnya.

"Ayo, bangun," bisik Diwana lirih tepat di telinga kekasihnya yang masih terlelap. Diwana yakin, Nilakandi mendengarnya.

"Masih banyak wish list kita yang perlu di checklist. Nanti kita realisasikan satu-satu."

Tangan kanan Diwana menggenggam erat jemari Nilakandi, sedang tangan kirinya tak berhenti membelai surai dan pipi kekasihnya itu.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status